Sumber foto: Google

Iran dan AS Bahas Program Nuklir di Oman, Langkah Awal Menuju Kesepakatan?

Tanggal: 14 Apr 2025 15:29 wib.
Tampang.com | Untuk pertama kalinya sejak 2018, delegasi Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali duduk (secara tidak langsung) dalam perundingan yang dimediasi oleh Oman. Pertemuan ini berlangsung pada Sabtu (12/4/2025) di ibu kota Muscat, dengan fokus utama meredam ketegangan seputar program nuklir Iran.

Negosiasi Dilakukan Terpisah, Dihubungkan oleh Oman

Pertemuan yang berlangsung sekitar 2,5 jam ini digelar secara tertutup dan tidak langsung. Kedua delegasi menempati ruangan yang berbeda, dengan Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad al-Busaidi, menjadi perantara dalam menyampaikan pesan dan sikap masing-masing pihak.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, memimpin delegasi dari negara masing-masing. Suasana pertemuan disebut berlangsung tenang dan penuh rasa saling menghormati.


"Ini pertemuan konstruktif dalam suasana damai dan sopan. Tidak ada bahasa yang tidak pantas digunakan," ujar Araghchi kepada TV pemerintah Iran.


Tujuan Utama: Hindari Eskalasi dan Capai Solusi Sementara

Perundingan ini merupakan respons atas surat dari Presiden AS Donald Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran, yang disampaikan melalui Uni Emirat Arab. Dalam suratnya, Trump mengungkapkan keinginan mencapai kesepakatan untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir dan menghindari konflik bersenjata dengan AS atau Israel.

Sumber dari Oman menyebutkan bahwa topik yang dibahas meliputi:



Pengendalian program nuklir Iran


Pertukaran tahanan


Pengurangan sanksi sebagai imbalan atas komitmen nuklir


Upaya meredakan ketegangan regional



Namun, klaim ini dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghei, yang menyatakan bahwa Teheran tetap berhati-hati dan skeptis terhadap niat AS.

Iran Masih Curiga, AS Didesak Beri Kepastian

Meskipun pertemuan ini membuka celah baru untuk dialog, Iran menegaskan bahwa mereka tetap waspada, terutama terhadap permintaan AS untuk menghentikan pengayaan uranium. Barat selama ini mencurigai bahwa program tersebut merupakan langkah awal menuju pengembangan senjata nuklir—tudingan yang berulang kali dibantah oleh Iran.


"Ini baru awal. Masih terlalu dini berharap terlalu jauh. Wajar jika kedua belah pihak menyampaikan posisi mereka lewat Oman," kata Baghei.


Pertemuan Lanjutan Dijadwalkan

Menurut pernyataan resmi, pertemuan selanjutnya direncanakan akan berlangsung pada 19 April 2025 di tempat yang sama. Harapannya, diskusi ini dapat menghasilkan kesepakatan jangka pendek yang adil bagi kedua pihak sebelum tensi meningkat lebih jauh.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved