Inovasi Terbaru OpenAI: Study Mode untuk Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Tanggal: 4 Agu 2025 11:38 wib.
Perusahaan teknologi terkemuka dalam bidang kecerdasan buatan, OpenAI, baru-baru ini memperkenalkan fitur teranyar bernama Study Mode yang disematkan dalam platform ChatGPT. Fitur ini diciptakan dengan tujuan utama untuk memfasilitasi siswa dalam mengasah kemampuan berpikir kritis, bukan sekadar mengejar jawaban dengan cepat dan instan.
Sebagaimana dilaporkan oleh Tech Crunch pada hari Rabu, ketika fitur Study Mode ini aktif, ChatGPT tidak hanya akan menyajikan informasi, tetapi juga akan melakukan interaksi yang lebih mendalam dengan para penggunanya melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif. Dalam situasi tertentu, chatbot ini berniat untuk tidak memberikan jawaban secara langsung jika siswa tidak menunjukkan keterlibatan aktif dalam materi yang diajukan. Pendekatan ini diharapkan dapat membangun sikap kritis dan analitis di kalangan siswa, yang semakin penting di era informasi saat ini.
OpenAI menginformasikan bahwa fitur Study Mode ini akan tersedia bagi pengguna dalam berbagai kategori, termasuk pengguna ChatGPT Free, Plus, Pro, dan Team. Selain itu, perusahaan berencana untuk memperluas akses fitur ini kepada siswa yang menggunakan paket ChatGPT Edu, yang biasanya diberikan oleh sekolah-sekolah, dalam waktu dekat.
Sebagai catatan, ChatGPT telah menerima lebih dari 2,5 miliar permintaan setiap harinya, dan peluncuran Study Mode ini merupakan respons terhadap fenomena tingginya pemanfaatan ChatGPT di kalangan pelajar. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa meskipun chatbot ini bisa menjadi alat bantu belajar yang bermanfaat, di sisi lain, dapat berpotensi menurunkan kemampuan berpikir kritis siswa jika hanya digunakan untuk mendapatkan jawaban secara instan.
Sebuah studi yang dirilis pada bulan Juni lalu menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan ChatGPT untuk menulis esai mengalami penurunan aktivitas otak dibandingkan mereka yang menggunakan Google Search atau yang tidak memakai alat digital sama sekali. Sejak kemunculan ChatGPT pada tahun 2022, keberadaan alat ini di dalam lingkungan pendidikan telah menciptakan berbagai kekhawatiran di kalangan pengajar. Bahkan, beberapa distrik sekolah di Amerika Serikat pernah memberlakukan larangan penggunaan platform ini.
Namun, pada tahun 2023, sejumlah sekolah mulai membuka kembali akses terhadap penggunaan ChatGPT dan menyadari bahwa alat ini akan menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran siswa. Dengan peluncuran Study Mode, OpenAI bertujuan untuk menjadikan ChatGPT sebagai alat bantu belajar yang interaktif, bukan sekadar mesin pencari pasif.
Perlu dicatat bahwa pada bulan April, perusahaan lain yang fokus pada kecerdasan buatan, Anthropic, juga menghadirkan fitur serupa bernama Learning Mode pada chatbot Claude mereka, menandakan tren baru dalam pengembangan alat edukasi berbasis teknologi.
Meskipun demikian, efektivitas Study Mode ini masih memiliki beberapa batasan. Siswa tetap memiliki kemampuan untuk beralih ke mode standar ChatGPT jika hanya ingin mendapatkan jawaban tanpa terlibat lebih jauh dalam proses belajar.
Leah Belsky, Wakil Presiden bidang Pendidikan OpenAI, menyatakan bahwa saat ini belum ada fitur kontrol yang memungkinkan para orang tua atau pengelola sekolah untuk mengatur penggunaan ChatGPT agar hanya beroperasi dalam Study Mode. Meskipun demikian, perusahaan terbuka untuk kemungkinan pengembangan fitur tersebut di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan Study Mode sangat bergantung pada niat dan keinginan siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, berada di luar sekadar menyelesaikan tugas mereka.
OpenAI sendiri menegaskan bahwa pengenalan Study Mode adalah langkah awal dalam meroulasi ChatGPT sebagai alat pendidikan yang efektif. Ke depan, mereka berencana untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai cara optimal penggunaan AI generatif dalam mendukung kegiatan belajar mengajar siswa di berbagai tingkatan pendidikan.