Ini Kata Astronom Saat Melihat Wajah Bumi dari Langit

Tanggal: 18 Jun 2018 20:51 wib.
Apa yang dirasakan orang ketika melongok ke bumi dari ketinggian ratusan kilometer? Carl Sagan, seorang astronom, menceritakan pengalamannya. Mula-mula tampak hamparan biru yang terbentang dari Mindanao ke Bombay. Hati saya terpana mengagumi keelokkannya. Inilah dunia saya. Dari mana saya datang. Setiap orang yang saya kenal ada di bawah sana.

Kemudian kami bergerak dari horison satu ke horison yang lain. Mengelilingi planet bumi dalam satu setengah jam. Setelah beberapa waktu saya melihat dengan mata telanjang. Florida terlihat. Lalu bagaimana dengan badai tropis, sudah sampai ke Fort Lauderdale? Dan adakah salah satu pegunungan di Hindu Kush yang bebas salju tahun ini?

Saya masih sempat mengagumi karang dan ikan di Laut Coral yang jernih. Ketika melirik ke gundukan es di Antartika Barat, hati dilanda ngeri. Kalau es raksasa itu runtuh, bisa menenggelamkan seluruh kota pantai di bumi ini.

Pada siang, saat matahari menyala, tetap saja mengamati tingkah laku manusia di bawah. Tapi pada malamnya, kecuali karena aurora, saya dapat melihat 'tingkah' manusia tersembul. Cahaya berkelip-kelip dan bunyi dengung melanda di seluruh pelosok.

Cahaya benderang itu, ternyata daratan Amerika Utara. Dari kota megapolitan Boston ke Washington sampai ke Los Angeles. Di sisi lain terlihat sisa pembuangan gas Libya. Juga tampak kapal-kapal nelayan Jepang bergerak ke Laut Cina Selatan.

Pada setiap orbit, planet bumi menyajikan kisah yang berbeda. Ada ledakan vulkanik di Kamchatka. Badai pasir Sahara yang mencapai Brazil. Cuaca aneh di Selandia Baru dan lainnya. Samar-samar saya merasakan bumi sebagai organisme yang hidup. Bumi adalah makhluk nyata.

Suatu ironi bahwa banyak negara berlomba menguasai ruang angkasa untuk kepentingan nasionalnya. Padahal bagi mereka yang sudah pergi ke sana, terselip pendapat yang sama. Bumi merupakan kesatuan. Kita wajib memeliharanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved