Ini Isi Puisi Sukmawati yang Membandingkan Merdunya Azan dengan Kidung Ibu Indonesia
Tanggal: 2 Apr 2018 14:10 wib.
Tampang.com - Sukmawati Soekarnoputri yang membacakan puisi pada acara 29 Tahun Anne Avantie berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang berjudul "Ibu Indonesia " hasil karyanya sendiri menuai reaksi dari pengacara Habib Rizieq yang juga pengurus persaudaraan alumni 212, Kapitra Ampera. Kapitra mempersoalkan isi dari puisi yang dibacakan Sukmawati yang menyinggung soal cadar dan azan.
Berikut isi puisi Sukmawati :
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
Kapitra yang mengaku sudah melihat video pembacaan puisi oleh Sukmawati mengatakan "Saya mendapatkan Video itu tadi pagi, Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar, menurut sayaada dugaan kuat mendeskreditkan agama", jelas Kapitra.
Menurut Kapitra, Sukmawati tidak seharusnya membandingkan suara adzan dengan suara kidung Ibu Indonesia, karena adzan itu merupakan panggilan ibadah. Sementara Sukmawati sendiri beranggapan bahwa tidak ada sama sekali unsur SARA dalam puisi yang dibawakannya. Sukmawati berdalih bahawa sebagai budayawati, dirinya sudah menyelami, menghayati ibu-ibu di bebarapa daerah, ada yang tidak mengenal syariat islam seperti di Indonesia Timur, Bali dan daerah lainnya.
Bagaimana menurut anda ???