Sumber foto: Google

Inggris Tunda Perjanjian Dagang dengan Israel sebagai Respons Serangan di Gaza

Tanggal: 26 Mei 2025 12:40 wib.
Tampang.com | Pemerintah Inggris mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara pembicaraan perjanjian dagang bebas bersama Israel, sebagai bentuk protes atas serangan militer terbaru yang dilancarkan Israel di Gaza. Pengumuman resmi disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam sebuah sidang parlemen pada Selasa (20/5/2025).

Lammy secara tegas menyerukan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk segera mengakhiri blokade yang diberlakukan dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia menilai kebijakan dan retorika ekstrem yang diambil oleh pemerintah Israel saat ini tidak hanya menjauhkan Israel dari sekutu-sekutunya, tetapi juga merusak citra negara tersebut di kancah internasional.

Dalam pernyataan resminya, Lammy menjelaskan bahwa Inggris menangguhkan sementara negosiasi perjanjian dagang bebas yang tengah berlangsung dan juga akan melakukan evaluasi ulang terhadap seluruh kerja sama bilateral yang termaktub dalam “Peta Jalan Bilateral 2030”. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Inggris memanggil Duta Besar Israel untuk menyampaikan protes keras atas aksi militer dan kebijakan yang diambil pemerintahan Netanyahu.

Langkah Inggris tidak hanya sebatas itu. Pemerintah juga menjatuhkan sanksi tambahan kepada tiga individu dan empat kelompok yang terkait dengan gerakan pemukim ekstrem di wilayah pendudukan Tepi Barat. Sanksi tersebut berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan, memperpanjang kebijakan yang telah diterapkan sejak 2024.

“Saya telah menyaksikan langsung dampak kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim, bagaimana para korban hidup dalam ketakutan, sementara pelaku sering kali lolos dari hukum,” ujar Lammy dalam pidatonya.

Meski menyampaikan kritik keras terhadap kebijakan Israel, Lammy menegaskan bahwa Inggris tetap mendukung keamanan rakyat Israel dan menolak segala bentuk antisemitisme. Namun, cara pemerintah Netanyahu menangani operasi militer di Gaza dinilai telah merusak hubungan bilateral antara kedua negara.

“Kami menginginkan persahabatan yang kokoh dengan rakyat Israel berdasarkan nilai-nilai bersama. Tetapi perang yang sedang berlangsung di Gaza kini justru memperburuk hubungan kami dengan pemerintah Israel,” tegas Lammy.

Lammy juga menggarisbawahi komitmen Inggris terhadap solusi dua negara sebagai jalan utama menuju perdamaian di Timur Tengah. “Rakyat Israel berhak hidup dalam perbatasan yang aman dan diakui, sementara rakyat Palestina juga berhak memiliki negara sendiri, yang bebas dari pendudukan dan menjalani hidup dengan martabat dan keamanan,” katanya.

Keputusan Inggris ini diambil di tengah kekhawatiran global atas potensi krisis kelaparan di Gaza akibat blokade yang sudah berlangsung sejak Maret lalu. Blokade tersebut telah menghentikan pasokan vital seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Serangan militer terbaru Israel yang diumumkan oleh Netanyahu bertujuan menguasai seluruh wilayah Gaza, memicu keprihatinan komunitas internasional termasuk Inggris yang menyerukan penghentian eskalasi kekerasan dan prioritas penyelamatan sandera.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved