Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand dijadwalkan untuk hadir pada "KTT Perdamaian di Ukraina" di Bürgenstock, Swiss
Tanggal: 16 Jun 2024 17:33 wib.
Lebih dari setengah dari 10 negara anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) nampaknya akan absen dalam konferensi dunia yang berlangsung akhir pekan ini di situs Bürgenstock di Swiss untuk merundingkan perjanjian perdamaian dalam perang Rusia-Ukraina.
Hingga saat ini, Singapura, Filipina, dan Thailand telah menyatakan bahwa mereka akan hadir. Indonesia juga diharapkan hadir. Hal ini menyisakan enam dari 10 anggota - Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar - yang diatur untuk absen sebagai peserta.
Timor-Leste, yang telah menerima "persetujuan mendasar" untuk menjadi anggota ASEAN dan berharap untuk menjadi anggota penuh kawasan tersebut pada tahun 2025, juga telah mengatakan bahwa mereka akan hadir.
Sebanyak 160 negara telah diundang ke acara tersebut yang bertujuan untuk mendorong dialog mengenai cara untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi untuk Ukraina, lebih dari dua tahun setelah invasi Rusia ke negara Eropa Timur tersebut.
Sekitar 90 pemerintah dikabarkan telah menerima undangan tersebut, menurut media regional.
ASEAN memiliki peran yang signifikan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Kehadiran negara-negara anggota ASEAN dalam KTT Perdamaian di Ukraina dapat membantu menciptakan kerangka kerja sama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, serta menunjukkan komitmen ASEAN terhadap penyelesaian konflik internasional.
Saat ini, ASEAN sedang menghadapi tekanan untuk menunjukkan solidaritas dan kekompakan dalam menghadapi tantangan global, termasuk isu-isu perdamaian dan keamanan. Keterlibatan negara-negara ASEAN dalam upaya perdamaian di Ukraina dapat menjadi salah satu wujud nyata dari peran kawasan Asia Tenggara dalam skenario geopolitik global.
Sebagian negara ASEAN yang absen dalam KTT tersebut melatarbelakangi perbedaan pendekatan kebijakan luar negeri terhadap konflik internasional. Hal ini menunjukkan bahwa dalam konteks geopolitik global, negara-negara ASEAN memiliki beragam kepentingan dan prioritas yang terkait dengan keamanan nasional masing-masing.
Kehadiran Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand dalam KTT Perdamaian di Ukraina menunjukkan komitmen untuk mendukung upaya-upaya perdamaian internasional. Sebagai negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki peran penting dalam politik regional, partisipasi mereka dapat memberikan dampak positif dalam pencarian solusi perdamaian yang berkelanjutan bagi Ukraina. Sehingga, keikutsertaan mereka dalam KTT tersebut dapat menjadi penanda dari kerja sama antarnegara dan kawasan dalam menciptakan keamanan global.
Demikian, kehadiran Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand dalam KTT Perdamaian di Ukraina bukan hanya merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan keterlibatan mereka dalam isu global, tetapi juga sebagai salah satu upaya nyata dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di tingkat internasional. Akan tetapi, keberhasilan dari pertemuan ini akan bergantung pada seberapa efektifnya kerjasama internasional dalam menyelesaikan konflik Ukraina.