Sumber foto: Ilustrasi © iStockPhoto/holgs

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tanggal: 18 Mei 2024 10:56 wib.
Para ilmuwan telah melakukan penemuan yang menarik terkait dengan sejarah Mesir kuno. Cabang sungai Nil yang telah terkubur lama, diduga pernah mengalir di sepanjang lebih dari 30 piramida di Mesir. Penemuan ini memiliki potensi besar untuk memecahkan misteri tentang cara orang Mesir kuno mengangkut balok-balok batu besar untuk membangun piramida.

Science Alert melaporkan bahwa cabang sungai yang ditemukan ini membentang sepanjang 64 kilometer di dekat kompleks Piramida Giza, salah satu keajaiban dunia kuno yang masih ada hingga saat ini. Cabang sungai yang tersembunyi di bawah padang pasir dan lahan pertanian selama ribuan tahun ini, merupakan hasil dari penelitian yang diungkapkan pada Kamis (16/5/2024).

Para ilmuwan telah lama penasaran dengan misteri di balik pembangunan piramida Mesir. Cabang sungai yang ditemukan ini dapat menjadi kunci untuk menjelaskan mengapa 31 piramida dibangun secara berantai di sepanjang jalur gurun, di lembah Sungai Nil antara 4.700 dan 3.700 tahun yang lalu. Jalur sungai ini terletak di dekat ibu kota Mesir kuno, Memphis, yang mencakup Piramida Agung Giza, serta piramida Khafre, Cheops, dan Mykerinos.

Penulis utama studi ini, Eman Ghoneim dari University of North Carolina Wilmington, Amerika Serikat, mengatakan bahwa keberadaan sungai tersebut dapat memberikan penjelasan yang lebih pasti terkait dengan lokasi, bentuk, ukuran, atau kedekatan jalur air besar ini dengan lokasi piramida sebenarnya. Para ilmuwan internasional menggunakan citra satelit radar untuk memetakan cabang sungai tersebut, yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Ahramat atau "piramida".

Ghoneim menjelaskan bahwa teknologi radar memberikan mereka kemampuan unik untuk menembus permukaan pasir dan menghasilkan gambar fitur-fitur tersembunyi, termasuk sungai yang terkubur dan struktur kuno. Survei di lapangan dan inti sedimen dari situs tersebut juga mengonfirmasi keberadaan sungai tersebut, sebagaimana disebutkan dalam studi dalam jurnal Communications Earth & Environment.

Merujuk pada temuan ini, terdapat indikasi bahwa aktivitas tektonik di wilayah tersebut turut menyebabkan dasar sungai di cabang tersebut secara bertahap bergeser ke arah timur seiring berjalannya waktu, yang kemungkinan besar mempercepat proses pendangkalan. Sungai tersebut dulunya sangat besar, namun semakin tertutup pasir, kemungkinan dimulai saat kekeringan besar sekitar 4.200 tahun yang lalu.

Selain itu, keberadaan sungai juga menunjukkan adanya proses pembuatan piramida. Banyak piramida memiliki "jalan yang ditinggikan secara seremonial" yang membentang di sepanjang sungai, sebelum berakhir di Kuil Lembah yang berfungsi sebagai pelabuhan. Para peneliti berpendapat bahwa cabang Ahramat memainkan peran dalam pembangunan monumen-monumen tersebut dan aktif digunakan sebagai jalur air transportasi bagi para pekerja dan bahan bangunan ke lokasi piramida.

Suzanne Onstine dari Universitas Memphis menambahkan bahwa bahan-bahan berat untuk membuat piramida, yang sebagian besar berasal dari selatan, akan jauh lebih mudah untuk mengapung di sungai daripada mengangkutnya melalui darat. Dengan penemuan ini, juga dapat diungkapkan mengapa piramida dibangun di tempat yang berbeda-beda. Aliran air dan volumenya berubah dari waktu ke waktu, sehingga raja-raja dinasti yang berbeda di Mesir harus membuat pilihan yang berbeda dalam pembangunan piramida.

Penemuan ini mengingatkan kita pada hubungan yang erat antara geografi, iklim, lingkungan, dan perilaku manusia dalam sejarah. Bersamaan dengan penemuan ini, kita semakin dekat untuk mengetahui rahasia dari cara orang Mesir kuno dapat membangun monumen-monumen spektakuler yang bertahan hingga saat ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved