Hukuman Mati Miliarder Vietnam Akibat Tipu Bank Rp 702 T
Tanggal: 13 Apr 2024 00:02 wib.
Miliarder Vietnam, Truong My Lan, telah menjalani persidangan yang sangat menghebohkan di Vietnam dalam kasus penipuan bank terbesar dalam sejarah dunia. Sidang ini diadakan di gedung pengadilan era kolonial yang megah di Ho Chi Minh City. Truong My Lan, seorang pengembang properti berusia 67 tahun, dijatuhi hukuman mati pada hari Kamis (11/04) karena terlibat dalam penjarahan salah satu bank terbesar di Vietnam selama 11 tahun. Ini merupakan putusan yang sangat jarang terjadi, karena Truong adalah salah satu dari sedikit perempuan di Vietnam yang dijatuhi hukuman mati karena kejahatan korupsi.
Truong My Lan dituduh mengambil pinjaman sebesar US$44 miliar (sekitar Rp702,6 triliun) dari Saigon Commercial Bank. Putusan pengadilan mengharuskannya mengembalikan US$27 miliar (sekitar Rp432 triliun), namun jaksa penuntut menyatakan bahwa jumlah tersebut mungkin tidak akan pernah bisa diperoleh kembali. Beberapa orang meyakini bahwa hukuman mati yang dijatuhkan adalah upaya pengadilan untuk mendorongnya mengembalikan sebagian dari uang yang hilang.
Pihak berwenang Vietnam, yang biasanya cenderung tertutup dalam menangani kasus, kali ini memberikan rincian kasus secara terbuka kepada media. Mereka menyebutkan bahwa 2.700 orang telah dipanggil sebagai saksi, dengan melibatkan 10 jaksa penuntut negara dan sekitar 200 pengacara. Barang bukti yang disajikan dalam sidang tersebut disimpan dalam 104 kotak dengan total berat mencapai enam ton. Selain Truong My Lan, 85 orang lainnya juga diadili dalam kasus ini, dan semuanya menyangkal tuduhan yang diarahkan kepada mereka.
Sidang ini menjadi babak yang paling dramatis dalam kampanye anti-korupsi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong, yang dikenal dengan sebutan "Blazing Furnaces (Tungku berapi-api)". Trong, seorang ideolog konservatif yang mendalami teori Marxis, percaya bahwa korupsi merupakan ancaman serius terhadap kekuasaan Partai Komunis. Kampanye anti-korupsi yang digalakkan oleh Trong telah memaksa ratusan pejabat untuk mengundurkan diri atau dihukum, termasuk dua presiden dan dua wakil perdana menteri.
Jaksa menuduh Truong My Lan menggunakan kekuasaannya untuk mempromosikan orang-orang kepercayaannya sebagai manajer, dan kemudian memerintahkan mereka untuk menyetujui ratusan pinjaman ke jaringan perusahaan palsu yang ia kendalikan. Selama periode tiga tahun, ia juga diduga telah menarik 108 triliun dong Vietnam (sekitar Rp63,8 triliun) uang tunai dari bank dan menyimpannya di ruang bawah tanah miliknya. Selain itu, ia juga dituduh memberikan suap dalam jumlah besar untuk memastikan pinjamannya tidak pernah ditelusuri.
Sidang ini menjadi sorotan utama di Vietnam dan menimbulkan perhatian besar dari masyarakat internasional. Dengan vonis yang dijatuhkan, Truong My Lan, salah satu perempuan terkaya di Vietnam, mungkin akan menjadi nama terkemuka dalam daftar pelaku korupsi yang dihukum.
Modus penipuan yang digunakan Truong My Lan
Jaksa menuduh Truong My Lan menggunakan kekuatannya untuk mengangkat orang-orangnya sendiri sebagai manajer, dan kemudian memerintahkan mereka untuk menyetujui ratusan pinjaman ke jaringan perusahaan cangkang yang ia kendalikan.
Jumlah pinjaman yang diambil sangat mengejutkan, yaitu sampai 93% dari semua pinjaman bank.
Menurut jaksa, selama periode tiga tahun sejak Februari 2019, ia memerintahkan sopirnya untuk menarik 108 triliun dong Vietnam, atau setara Rp63,8 triliun uang tunai dari bank dan menyimpannya di ruang bawah tanah miliknya.
Uang tunai sebanyak itu, bahkan jika berupa uang kertas dalam denominasi terbesar di Vietnam, beratnya mencapai dua ton.
Ia juga dituduh memberikan suap dalam jumlah besar untuk memastikan pinjamannya tidak pernah ditelusuri.
Salah satu dari mereka yang didakwa bersamanya adalah mantan kepala inspektur di bank sentral, yang menghadapi hukuman seumur hidup karena menerima suap sebesar $5 juta (Rp79,7 miliar).