Hizbullah Umumkan Rudal Baru dengan Mengebom Pangkalan Militer Israel Dekat Tel Aviv
Tanggal: 10 Nov 2024 06:14 wib.
Pada sore hari tersebut, Pangkalan Tzrifin dekat Bandara Ben Gurion, selatan Tel Aviv, diserang oleh gerakan itu. Mereka mengungkapkan bahwa pangkalan tersebut berfungsi sebagai sekolah pelatihan militer. Serangan rudal kualitatif dilakukan dengan menggunakan rudal permukaan-ke-permukaan Fateh 1. Hizbullah menjelaskan bahwa rudal ini memiliki berat total 3.450 kg, jangkauan 300 km, dan membawa hulu ledak seberat 500 kg.
Selain itu, gerakan itu juga mencatat bahwa rudal Fateh 1 diklaim akurat hingga dalam jarak 10 meter dan dapat diluncurkan dari platform tetap atau bergerak. Meskipun Israel tidak memberikan komentar terkait pengeboman pangkalan Tzrifin, militer Israel sebelumnya melaporkan bahwa satu rudal yang diluncurkan dari wilayah Lebanon berhasil dicegat.
Konflik antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama beberapa tahun. Pada Oktober tahun lalu, Israel melancarkan serangan militernya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Serangan tersebut menyebabkan genosida yang menewaskan 44.000 warga Palestina, terutama wanita dan anak-anak. Lebih dari itu, 103.000 warga lainnya mengalami luka-luka, sementara 11.000 orang diperkirakan hilang atau diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka dan infrastruktur sipil lainnya yang dihancurkan oleh Israel.
Hizbullah menegaskan bahwa pengeboman pangkalan militer di negara kolonial tersebut merupakan bentuk solidaritas dengan warga Palestina. Namun, sejak 23 September, Israel telah memperluas aksi genosidanya di sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, dengan serangan udara dan invasi darat di selatan.
Dampak dari serangan Israel terhadap Lebanon cukup signifikan. Israel telah mengakibatkan kematian 3.050 warga Lebanon dan melukai hampir 14.000 orang, termasuk sejumlah besar anak-anak dan wanita. Akibatnya, sekitar 1,4 juta warga Lebanon terpaksa mengungsi akibat serangan Israel. Tidak hanya itu, ini juga sudah menjadi kali kelima Israel melakukan invasi ke Lebanon, setelah melakukan invasi pada tahun 1948, 1978, 1982, dan 2006.
Israel juga tidak hanya melakukan invasi ke Lebanon, tetapi juga menduduki wilayah Shebaa Farms sejak tahun 1967. Situasi konflik antara Israel dan Hizbullah memang telah mengakibatkan banyak korban dan kerugian besar di wilayah tersebut.
Peristiwa ini semakin memperkuat kompleksitas konflik di Timur Tengah dan menimbulkan kekhawatiran terhadap perlunya penyelesaian damai yang mencakup kepentingan semua pihak yang terlibat. Kedua belah pihak diharapkan mampu menemukan jalan keluar yang berdampak positif bagi stabilitas wilayah tersebut.