Sumber foto: website

Hizbullah Menuntut Balas, Perang Banjir Al-Aqsa Dimulai, Kirim Puluhan Rudal ke Pangkalan Udara Israel

Tanggal: 22 Sep 2024 20:37 wib.
Hizbullah baru-baru ini meluncurkan puluhan roket ke Pangkalan Udara Ramat David di Israel sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap Lebanon. Kelompok itu menyebut serangan tersebut sebagai respons terhadap "serangan berulang Israel terhadap Lebanon" dan membagikan informasi ini di saluran Telegram mereka pada Minggu pagi.

Menurut laporan Almayadeen, serangan roket ini menandai salah satu serangan terdalam terhadap target-target Israel sejak dimulainya Pertempuran Banjir Al-Aqsa. Serangan tersebut membuat sirene berbunyi di wilayah yang luas di wilayah pendudukan, termasuk area seluas 40 km dari wilayah Palestina yang diduduki di timur hingga wilayah utara Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Beberapa permukiman yang dibunyikan sirene terletak hampir 60 km dari garis penarikan Israel dari Lebanon.

Menurut militer Israel, Hizbullah meluncurkan 15 peluru artileri roket jarak jauh 333 mm dengan hulu ledak peledak seberat 175 kg ke Pangkalan Udara Ramat David. Pangkalan tersebut merupakan salah satu pangkalan angkatan udara utama dari Angkatan Udara Israel yang terletak di Tenggara kota Haifa, berdekatan dengan kibbutz Ramat David dan Megiddo dari Lembah Jezreel. Selain itu, ini pertama kalinya Hizbullah meluncurkan roket kaliber ini ke wilayah yang diduduki Israel sejak 7 Oktober 2023.

Media Israel melaporkan bahwa dari 15 roket yang diluncurkan, delapan di antaranya berhasil dicegat oleh pertahanan udara. Namun, laporan juga menunjukkan bahwa hampir 100 roket lainnya diluncurkan ke daerah lain di dekat Haifa dan di al-Jalil yang diduduki.

Serangan ini menyebabkan keraguan akan dampaknya. Namun, menurut IDF, hanya sepuluh proyektil yang berhasil melintasi perbatasan, sebagian besar dari mereka dicegat. Seorang pria berusia 60-an mengalami luka ringan akibat pecahan peluru setelah intersepsi.

Selain itu, Hizbullah mengalami kerugian besar karena serangan udara Israel sebelumnya yang menewaskan 16 anggota termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan tinggi lainnya, Ahmed Wahbi. Mereka merupakan bagian dari daftar 37 orang yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut pada hari Jumat.

Serangan udara ini bahkan menewaskan tiga anak dan tujuh wanita menurut kementerian kesehatan Lebanon, dan merupakan serangan paling mematikan dalam konflik mereka dengan Hizbullah sejak 8 Oktober.

Eskalasi ini membuat Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan merasa khawatir. Sementara risiko eskalasi di regional itu menjadi nyata, Sullivan juga menyatakan keadilan atas kematian Ibrahim Aqil.

Pertempuran ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi antara Israel dan Lebanon. Namun, Sullivan menggaris bawahi bahwa ada jalan yang jelas untuk mencapai penghentian permusuhan dan solusi yang langgeng yang membuat orang-orang di kedua sisi perbatasan merasa aman. Temuan terbaru itu menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah masih meruncing dan memerlukan pendekatan diplomasi yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk mencapai stabilitas.

Penyelesaian konflik di wilayah tersebut sangat penting untuk menghindari korban jiwa yang tidak perlu dan meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Sikap pengutamaan perdamaian dan diplomasi dari seluruh pihak bertikai dibutuhkan untuk mengakhiri pertempuran yang berkepanjangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved