Sumber foto: Google

Hizbullah Membantah! Israel Klaim Hancurkan 1.000 Barel Peluncur Roket Hizbullah dalam Serangan Udara

Tanggal: 25 Sep 2024 16:08 wib.
Tampang.com | Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran yang diklaim berhasil menghancurkan 1.000 barel peluncur roket milik kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon. Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan antara kedua pihak, dengan Israel terus menargetkan infrastruktur militer Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.

Menurut pernyataan resmi dari militer Israel, serangan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kemampuan serangan balasan Hizbullah yang selama ini dikenal sering meluncurkan roket ke wilayah Israel. Israel mengklaim bahwa target-target yang dihancurkan merupakan gudang senjata penting yang digunakan Hizbullah dalam operasinya.

“Kami berhasil menghancurkan sekitar 1.000 barel peluncur roket yang disembunyikan Hizbullah. Ini adalah langkah penting dalam menjaga keamanan Israel dan mencegah serangan dari pihak musuh,” ujar juru bicara militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Hizbullah Membantah

Meski demikian, pihak Hizbullah membantah klaim tersebut. Mereka menyebut serangan udara Israel memang merusak sejumlah fasilitas di Lebanon, namun membantah bahwa barel peluncur roket sebanyak itu berhasil dihancurkan. Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menegaskan bahwa kekuatan militernya tetap solid dan tidak terpengaruh secara signifikan oleh serangan tersebut.

“Israel mungkin telah melakukan serangan, tetapi mereka berlebihan dalam mengklaim dampak serangan tersebut. Kami akan terus melawan segala bentuk agresi terhadap wilayah kami,” ujar seorang perwakilan Hizbullah.

Eskalasi Ketegangan

Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang terus meningkat di perbatasan Israel-Lebanon. Israel menuduh Hizbullah terus memperkuat persenjataannya dengan bantuan dari Iran, sementara Hizbullah menuduh Israel melanggar kedaulatan Lebanon dengan serangan-serangan udara yang berulang kali terjadi.

Eskalasi ini juga mengkhawatirkan komunitas internasional, yang menyerukan kedua pihak untuk menahan diri. Dewan Keamanan PBB telah beberapa kali meminta kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai melalui dialog, meskipun hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa ketegangan akan mereda.

Reaksi Global

Serangan udara ini memicu reaksi dari berbagai negara, termasuk beberapa sekutu Israel yang mendukung upaya negara itu dalam menjaga keamanan nasionalnya. Namun, di sisi lain, sejumlah negara di Timur Tengah mengkritik serangan Israel, menganggapnya sebagai tindakan agresi yang semakin memperburuk situasi di kawasan.

Pengamat internasional menyatakan bahwa ketegangan ini berpotensi berkembang menjadi konflik yang lebih luas jika tidak segera ditangani dengan pendekatan diplomatik. Mereka juga mengkhawatirkan dampak serangan ini terhadap warga sipil di Lebanon yang sudah lama terjebak dalam konflik antara Hizbullah dan Israel.

Dampak Bagi Warga Sipil

Seperti pada serangan-serangan sebelumnya, warga sipil di sekitar wilayah Lebanon yang menjadi target serangan dilaporkan mengalami kerugian. Beberapa bangunan dan infrastruktur sipil dilaporkan hancur, meskipun belum ada laporan lengkap mengenai korban jiwa.

Masyarakat internasional pun mendesak agar kedua belah pihak menghindari aksi yang bisa memperparah kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Sejumlah lembaga kemanusiaan telah mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terdampak serangan, namun akses bantuan sering kali terhambat akibat situasi yang tidak stabil di lapangan.

Serangan udara Israel yang mengklaim menghancurkan 1.000 barel peluncur roket Hizbullah menandai babak baru dalam konflik yang terus berlanjut di perbatasan Israel-Lebanon. Dengan kedua pihak yang saling membantah klaim satu sama lain, ketegangan tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat. Publik internasional terus memantau perkembangan ini, dengan harapan agar kekerasan bisa dihentikan dan solusi damai bisa segera ditemukan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved