Hizbullah Hujani Wilayah Israel dengan Total 215 Roket
Tanggal: 16 Jun 2024 18:20 wib.
Serangan roket Hizbullah ke beberapa daerah Israel Utara telah dimulai berturut-turut sejak Rabu pagi (12/6). Serangan itu menyasar wilayah Safed dan Rosh Pina di mana orang Yahudi Israel tengah merayakan hari raya Shavuot. Pihak Hizbullah menegaskan serangan itu merupakan respons terhadap serangan Israel di Lebanon selatan yang menewaskan Komandan Taleb Abdullah dan tiga anggota lainnya.
Hizbullah, sebuah kelompok milisi Syiah di Lebanon, telah lama menjadi sumber ketegangan dan ancaman bagi keamanan Israel. Serangan roket yang dilakukan oleh Hizbullah merupakan bagian dari respons terhadap serangan udara Israel yang menewaskan seorang anggota Hizbullah di Suriah beberapa hari sebelumnya. Serangan tersebut diikuti oleh serangkaian aksi balasan, termasuk penembakan roket ke wilayah Israel.
Dari total 215 roket yang diluncurkan, sebagian besar roket tersebut berhasil diintersep oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel. Meskipun demikian, beberapa roket berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan serta kepanikan di beberapa wilayah di Israel. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
Reaksi Israel terhadap serangan ini adalah dengan meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Lebanon, termasuk posisi milisi Hizbullah. Hal ini memperparah ketegangan antara kedua belah pihak dan menimbulkan kekhawatiran akan escalasi konflik yang lebih besar di masa mendatang.
Serangan roket Hizbullah menjadi sorotan internasional dan menimbulkan kekhawatiran atas kestabilan wilayah tersebut. Di tengah-tengah upaya perdamaian yang sedang berlangsung, serangan ini dapat mengganggu proses tersebut dan menimbulkan potensi ancaman bagi perdamaian di Timur Tengah. Komandan Taleb Abdullah merupakan komandan Hizbullah paling senior yang pernah memimpin unit Nasr Hizbullah, salah satu dari tiga divisi regional di Lebanon selatan.
Dalam konteks ini, peran komunitas internasional serta negara-negara tetangga di kawasan tersebut menjadi sangat penting. Upaya untuk menekan kedua belah pihak agar menahan diri dan kembali kepada meja perundingan harus diupayakan agar konflik tidak meluas lebih jauh.
Meskipun kondisi di wilayah tersebut masih tegang, upaya-upaya perdamaian dan penyelesaian konflik harus terus dikejar. Masyarakat internasional harus mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan serangan dan kembali kepada jalur diplomatic untuk mencari solusi yang berkelanjutan.
Kondisi ini juga menegaskan pentingnya peran PBB dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat serta Uni Eropa untuk ikut campur dan mengupayakan perdamaian di kawasan tersebut. Tanpa dukungan komunitas internasional, potensi escalasi konflik di Timur Tengah tetap menjadi ancaman yang nyata.
Dengan serangan roket Hizbullah yang menghujani wilayah Israel dengan total 215 roket, kekhawatiran akan ancaman konflik yang lebih luas di kawasan tersebut menjadi sangat serius. Upaya-upaya diplomatik dan tindakan internasional bersama perlu segera dilakukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencari jalan keluar bagi perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.