Hizbullah Hujani Israel dengan Roket setelah Komandan Pasukan Khususnya Dibunuh Zionis
Tanggal: 22 Sep 2024 20:38 wib.
Kelompok Hizbullah Lebanon pada Minggu (22/9/2024) dini hari menembakkan rentetan roket yang menghujani sejumlah wilayah Israel sebagai respons atas serangan udara militer Zionis yang menewaskan Ibrahim Aqil, komandan Pasukan Radwan—pasukan khusus Hizbullah.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sistem pertahanan rudal diaktifkan di Israel utara sebagai langkah antisipasi terhadap serangan roket tersebut. Sirene serangan udara juga terdengar di beberapa wilayah Israel, termasuk Haifa, Nazareth, Afula, dan Galilea bagian bawah.
Dalam sebuah posting di X, IDF menyatakan bahwa sekitar 10 peluncuran roket terdeteksi berasal dari wilayah Lebanon. "Sebagian besar proyektil berhasil dicegat," kata IDF. Namun, satu roket dilaporkan jatuh di wilayah Nazareth. Meskipun demikian, belum ada laporan mengenai kemungkinan korban jiwa akibat serangan roket tersebut.
Pada hari sebelumnya, IDF mengumumkan bahwa serangan udara mereka berhasil membunuh Ibrahim Aqil, yang dijelaskan sebagai kepala operasi Hizbullah. "Pesawat melakukan serangan terhadap wilayah Beirut berdasarkan intelijen yang dimiliki, dan berhasil menewaskan Ibrahim Aqil, kepala Unit Operasi Hizbullah dan komandan Pasukan Radwan elit Hizbullah," demikian pernyataan IDF. "Selama serangan tersebut, sejumlah operator senior di staf operasi Hizbullah serta komandan dari Unit Radwan juga dieliminasi bersama Aqil."
"Ibrahim Aqil dan para komandan Radwan yang berhasil dieliminasi tengah merencanakan serangan Hizbullah yang bertajuk 'Taklukkan Galilea', di mana Hizbullah berencana untuk menyusup ke komunitas Israel dan membunuh warga sipil."
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel di pinggiran selatan Beirut menyebabkan kematian 12 orang dan melukai 66 lainnya, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis.
National News Agency (NNA) Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam sebuah apartemen di salah satu bangunan tempat tinggal di daerah Jamous. Akibatnya, ambulans dan tim pertahanan sipil segera bergegas ke lokasi tersebut untuk mengevakuasi korban luka ke rumah sakit.
Pada hari Selasa dan Rabu sebelumnya, ledakan perangkat komunikasi nirkabel, termasuk pager dan radio dua arah, menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 3.250 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyalahkan Israel atas kejadian tersebut dan mengancam akan memberikan "konsekuensi yang berat".
Tidak ada tanggapan resmi dari pihak Israel mengenai ledakan tersebut. Namun, ledakan tersebut terjadi di tengah meningkatnya perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang di Jalur Gaza yang telah menewaskan sebanyak 41.300 orang sejak 7 Oktober 2023.