Hizbullah Akan Berhenti Serang Israel Jika Kesepakatan Gaza Dicapai
Tanggal: 15 Jul 2024 13:32 wib.
Hizbullah, organisasi Syiah di Lebanon, telah lama menjadi aktor utama dalam konflik Israel-Palestina dan konflik di wilayah Timur Tengah secara keseluruhan. Selama bertahun-tahun, Hizbullah telah menjadi ancaman bagi Israel, terlibat dalam serangkaian konfrontasi militer dan serangan roket lintas perbatasan. Namun, baru-baru ini muncul indikasi bahwa Hizbullah bersedia untuk menghentikan serangan terhadap Israel jika kesepakatan tercapai di wilayah Gaza.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Rabu (10/7) menyatakan bahwa kelompoknya akan menghentikan serangan ke Israel jika gencatan senjata di Jalur Gaza tercapai.“Siapa pun yang mengancam kami dengan serangan… harus melihat apa yang sedang terjadi di Rafah (di Gaza selatan), di mana mereka gagal meraih kemenangan,” kata Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan di TV.
Pada Selasa (9/7) Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengancam akan berperang dengan Hizbullah jika kelompok tersebut tidak angkat kaki dari Sungai Litani di Lebanon selatan. Sungai Litani berjarak hanya beberapa kilometer dari perbatasan dan diatur dalam resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang dengan Israel pada 2006.“Mendorong Hizbullah delapan atau 10 kilometer dari perbatasan seperti yang diklaim pendudukan (Israel) tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Nasrallah.
Kesepakatan potensial di wilayah Gaza yang menjadi fokus utama perhatian Hizbullah adalah mencakup gencatan senjata yang berkelanjutan antara Israel dan Palestina serta bantuan kemanusiaan yang lebih besar bagi warga Gaza yang menderita akibat blokade ekonomi yang telah berlangsung bertahun-tahun. Dengan adanya negosiasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, kelompok militan di Gaza, Hizbullah secara terbuka menyatakan komitmennya untuk menghormati kesepakatan tersebut.
Meskipun Hizbullah tidak secara langsung terlibat dalam perundingan antara Israel dan Hamas, keinginan mereka untuk menghentikan serangan terhadap Israel merupakan sinyal positif bagi upaya perdamaian di wilayah tersebut. Sebagai bagian dari strategi politik mereka di Lebanon, Hizbullah juga ingin memperkuat hubungan dengan komunitas internasional dan memperoleh dukungan dari negara-negara Arab yang mendukung upaya perdamaian.
Namun, sikap Hizbullah untuk menghentikan serangan terhadap Israel tidak sepenuhnya tanpa syarat. Mereka menekankan bahwa hal tersebut harus dilakukan dalam konteks kesepakatan yang adil dan seimbang, yang mempertimbangkan kepentingan Palestina secara keseluruhan. Hal ini mencerminkan perhatian Hizbullah terhadap isu-isu politik yang lebih besar di wilayah tersebut dan mereka ingin memastikan bahwa kepentingan Palestina tidak terlupakan dalam perundingan antara Hamas dan Israel.
Pada akhirnya, keputusan Hizbullah untuk berhenti serang Israel jika kesepakatan di wilayah Gaza dicapai dapat membuka jalan bagi langkah-langkah lanjutan menuju perdamaian di Timur Tengah. Namun, tantangan nyata tetap ada, dan negosiasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas harus memperoleh dukungan yang kuat dari komunitas internasional agar dapat berhasil. Dalam konteks ini, sikap Hizbullah untuk menghormati potensi kesepakatan yang sedang berlangsung di wilayah Gaza dapat menjadi elemen kunci bagi pembangunan perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan keputusan Hizbullah untuk berhenti menyerang Israel dapat membuka jalan bagi langkah-langkah lanjutan menuju perdamaian di Timur Tengah. Namun, tantangan nyata tetap ada, dan negosiasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas harus memperoleh dukungan yang kuat dari komunitas internasional agar dapat berhasil. Dalam konteks ini, sikap Hizbullah untuk menghormati potensi kesepakatan yang sedang berlangsung di wilayah Gaza dapat menjadi elemen kunci bagi pembangunan perdamaian yang berkelanjutan.