Harapan China terhadap Isi Surat Donald Trump
Tanggal: 5 Jul 2025 21:25 wib.
Pemerintah Tiongkok mengungkapkan harapannya bahwa surat yang akan dikirim oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada berbagai negara mengenai persyaratan tarif baru akan mencerminkan hasil dari pembicaraan telepon yang telah berlangsung dengan Presiden Xi Jinping. Harapan ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Beijing pada hari Jumat, 4 Juli 2025.
Mao Ning menyatakan, "Kami berharap bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Tiongkok dan bergerak ke arah yang sama, dengan menegakkan dan bertindak berdasarkan kesepakatan bersama yang telah dicapai antara kedua presiden selama panggilan telepon mereka." Pernyataan tersebut mencerminkan keinginan China untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan saling menguntungkan dalam konteks perdagangan antara kedua negara.
Sebelumnya, Trump mengumumkan kepada media bahwa ia berencana untuk mengirimkan surat kepada sekitar 200 negara mengenai ketentuan terkait tarif baru dan aspek penting dalam perdagangan. Rencananya, surat ini akan dilayangkan sebelum tanggal 9 Juli 2025, yang menjadi tenggat waktu untuk penangguhan tarif dagang yang ditetapkan untuk setiap negara yang terlibat.
Pembicaraan telepon antara Trump dan Xi terjadi pada tanggal 5 Juni 2025, yang berlangsung selama hampir 1,5 jam. Dalam dialog tersebut, Xi menekankan pentingnya bagi AS untuk secara objektif menilai kemajuan yang telah dicapai sejauh ini, serta mencabut langkah-langkah negatif yang telah diterapkan terhadap Tiongkok. Ia juga mengundang Trump untuk mengunjungi Tiongkok sebagai langkah untuk memperkuat hubungan bilateral.
Di dalam perbincangan itu, Presiden Trump menilai bahwa banyak topik digali, terutama yang berkaitan dengan perdagangan, dan ia merasa hasil dari diskusi tersebut sangat positif untuk kedua negara. "Tidak ada pemenang dalam perang tarif. Kami berharap Amerika Serikat dapat bekerja sama dalam mempromosikan kemajuan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan AS yang sehat, stabil, serta berkelanjutan,” ujarnya lebih lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengungkapkan harapannya bahwa surat-surat ini dapat menjadi langkah untuk menyelesaikan perselisihan dagang tidak hanya dengan Tiongkok, tetapi juga dengan negara-negara lainnya. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat akan melakukan evaluasi terhadap defisit perdagangan dan menilai bagaimana negara lain memperlakukan AS sebelum menetapkan syarat-syarat tertentu.
“Kami akan memperhatikan bagaimana setiap negara memperlakukan kami. Apakah mereka mematuhi aturan? Apakah mereka tidak menghormati kami? Untuk beberapa negara, kami tidak peduli, dan kami akan menetapkan tarif yang tinggi,” ungkap Trump.
Awalnya, Trump telah mengumumkan penerapan tarif yang lebih tinggi atau "timbal balik" pada tanggal 2 April, namun memberikan jeda selama 90 hari untuk memberi kesempatan bagi negara-negara tersebut untuk melakukan negosiasi, di mana tarif yang diterapkan selama periode tersebut adalah 10 persen.
Hingga saat ini, pemerintahan Trump sudah mengumumkan adanya kesepakatan dengan Inggris dan Vietnam, serta menyepakati penerapan tarif minimal dengan Tiongkok. Pada hari Rabu, 2 Juli, Trump mengumumkan kesepakatan dengan Vietnam, di mana AS akan mengenakan tarif 20 persen pada ekspor Vietnam ke AS, serta tarif 40 persen pada barang-barang yang dianggap melalui Vietnam sebelum tiba di AS.
Meskipun tarif ini lebih rendah dibandingkan dengan bea masuk sebesar 46 persen yang sebelumnya diterapkan kepada Vietnam, tarif ini tetap lebih tinggi daripada tingkat tarif universal sebesar 10 persen yang berlaku secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan perdagangan yang diambil pemerintahan Trump tidak hanya tertuju pada Tiongkok, namun juga melibatkan banyak negara lainnya secara strategis.