Hamas Beri Selamat ke Houthi Atas Serangan ke Israel, Tegaskan Pesan Khusus ke Musuh
Tanggal: 17 Sep 2024 19:44 wib.
Pimpinan Hamas, Yehya Sinwar, memberikan ucapan selamat kepada kelompok Houthi Yaman atas serangan rudal mereka terhadap Israel selama akhir pekan. Dilansir dari TV Houthi Al-Massirah pada Senin (16/9/2024), Sinwar menegaskan bahwa ucapan selamat ini merupakan pesan bagi musuh mereka.
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza dapat meletus menjadi konflik regional yang lebih luas. Sinwar menyatakan, "Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan Anda dalam mencapai kedalaman entitas musuh," dalam surat kepada pemimpin Houthi Abdel-Malek al-Houthi.
Kelompok Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan menguasai Yaman utara, berhasil meraih Israel tengah dengan sebuah rudal pada Minggu (15/9/2024) untuk pertama kalinya. Serangan ini menimbulkan kemarahan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, yang bersumpah akan memberikan "harga yang mahal" kepada Houthi.
Amerika Serikat (AS) tampaknya mengabaikan klaim Houthi bahwa mereka telah menembakkan rudal hipersonik yang sulit dicegat. Iran, sebagai pendukung militernya, membantah telah mentransfer rudal hipersonik apapun ke Houthi.
Namun, serangan terbaru Houthi dan ancaman pembalasan dari pihak Israel, menjadi pengingat akan potensi perang yang hampir meletus dalam setahun terakhir antara Hamas dan Israel di Gaza, yang dapat meluas menjadi konflik regional besar-besaran. Hal ini meskipun telah ada upaya dari AS untuk mengatasi krisis tersebut.
Sinwar, sebagai pemimpin Hamas yang didukung oleh Iran, memimpin perang melawan Israel di Jalur Gaza, yang kini telah memasuki bulan ke-12.
Dalam pernyataannya, kepala Hamas menegaskan bahwa rencana Israel untuk menonaktifkan kelompok militan tersebut telah gagal. "Saya jamin bahwa perlawanan ini baik-baik saja. Kami telah mempersiapkan diri untuk bertempur dalam pertempuran panjang yang melelahkan," lanjutnya.
Indikasi kerjasama antara Hamas dan Houthi ini menunjukkan adanya solidaritas di antara kelompok-kelompok bersenjata di wilayah Timur Tengah, yang dapat semakin memperluas lingkup konflik yang ada. Kehadiran Iran sebagai pendukung utama kedua kelompok ini menambah kompleksitas situasi, mengingat Iran juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam konflik-konflik di wilayah tersebut.
Ketegangan yang semakin meningkat di wilayah Teluk, termasuk serangan-serangan terkini di antara Hamas, Houthi, dan Israel, juga dapat mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan global. Dengan makna ini peran AS dan negara-negara lain dalam menengahi konflik harus semakin diintensifkan, dengan mempertimbangkan implikasi regional dan internasional yang lebih luas.
Lebih lanjut, secara historis konflik antara Hamas, Houthi, dan Israel telah memberikan dampak kemanusiaan yang signifikan. Jumlah korban jiwa dan pengungsi akibat konflik di wilayah tersebut terus meningkat, dan upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut harus terus didorong, termasuk melalui diplomasi multilateral dan bantuan kemanusiaan yang lebih besar bagi warga sipil yang terkena dampaknya.
Dalam konteks ini, upaya-upaya pencegahan perang yang lebih berkelanjutan dan inklusif harus menjadi prioritas utama, dengan memperhatikan hak-hak asasi manusia, keadilan, dan keberlanjutan sebagai pijakan dalam penyelesaian konflik yang berkeadilan dan berkelanjutan.