Sumber foto: iStock

Hadiri Pertemuan FMCBG G20 Brasil, RI Suarakan Hal Penting Ini

Tanggal: 27 Jul 2024 21:53 wib.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo diwakili dalam pertemuan ketiga Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara G20 (Finance Minister and Central Bank Governors/FMCBG) di Rio de Janeiro, Brasil pada tanggal 25-26 Juli 2024. Para peserta pertemuan yang tergabung dalam G20 sepakat untuk mengoptimalkan kerja sama internasional sebagai upaya mengatasi ketidakpastian yang bisa menghambat pertumbuhan perekonomian global di masa mendatang.

Mereka mencatat bahwa perekonomian global saat ini tumbuh dengan kuat namun masih dihadapkan pada ketidakpastian yang potensial mengganggu prospek pertumbuhan jangka menengah. Hal ini disampaikan dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada tanggal 25-26 Juli 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, turut menekankan pentingnya adanya koordinasi kebijakan antara negara-negara yang terlibat dalam menghadapi tantangan global saat ini. Mereka berpendapat bahwa risiko yang berasal dari geopolitik, fragmentasi, dan ketegangan antar banyak negara dapat menciptakan risiko besar pada perekonomian dunia.

Melalui akun Instagram resmi @smindrawati, Sri Mulyani menyampaikan, "Banyak yang membahas mengenai risiko yang berasal dari geopolitik, fragmentasi, ketegangan antar banyak negara di dunia, itu menciptakan risiko besar pada perekonomian dunia." 

Selain itu, Perry mengungkapkan bahwa dalam forum tersebut, Bank Sentral banyak membahas mengenai bagaimana menjaga stabilitas sistem keuangan saat ekonomi dihadapkan pada berbagai perubahan seperti lingkungan global yang tidak ramah, suku bunga yang tinggi, digital technology, dan geopolitik.

Perry juga menyoroti bahwa ketidakpastian global, seperti divergensi kebijakan moneter dan tingginya utang publik di beberapa negara maju, telah berdampak pada terbatasnya kemampuan negara berkembang dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Dalam menghadapi hal ini, Perry mengemukakan tiga strategi yang harus dilakukan oleh negara maju untuk mengatasi dampak ketidakpastian global terhadap negara berkembang.

Menurutnya, pertama, diperlukan penguatan transparansi kebijakan moneter untuk memberikan kejelasan respons dan arah kebijakan bagi pelaku di sektor keuangan, menjaga persepsi, dan meredakan reaksi pasar sehingga dapat memperkuat stabilitas global. Kedua, adalah menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi tingkat utang yang berlebihan dan menerapkan kebijakan fiskal berkelanjutan yang lebih hati-hati. Ketiga, adalah memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter serta reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas.

Dalam urusan sektor keuangan, para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral memandang ketahanan sistem keuangan global tetap terjaga didukung oleh regulasi dan pengawasan yang solid. Bank Indonesia sendiri menegaskan betapa pentingnya asesmen risiko yang komprehensif, tata kelola yang baik, perencanaan penanganan dan pemulihan insiden siber yang efektif, serta ketersediaan teknologi dan infrastruktur yang mampu mitigasi risiko.

Pertemuan ketiga G20 FMCBG di bawah Presidensi Brasil digelar untuk melanjutkan pembahasan berbagai agenda penting di bawah tema utama Presidensi, "Building a Just World and a Sustainable Planet". Topik yang dibahas meliputi prospek perekonomian global dan tantangan global yang tengah berlangsung, sektor keuangan dan inklusi keuangan, kerja sama perpajakan internasional, perubahan iklim, serta pembiayaan pembangunan berkelanjutan, aliran modal, dan utangglobal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved