Sumber foto: Unsplash

Geng NATO Janjikan Pasokan Senjata ke Ukraina untuk Menunjukkan Kepada Rusia

Tanggal: 6 Jul 2024 18:20 wib.
Pada pertemuan puncak di Washington, para pemimpin NATO seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beserta mitra-mitranya telah membahas rencana untuk terus menggelontorkan senjata dan amunisi ke Ukraina setidaknya selama satu tahun ke depan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa NATO tidak akan mundur dari dukungan bagi Ukraina. Mereka juga bertemu untuk memperingati 75 tahun aliansi tersebut, yang diadakan saat perang Rusia-Ukraina telah memasuki tahun ketiganya.

Menurut melansir CNA, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkapkan bahwa 32 negara anggota NATO telah menghabiskan sekitar 40 miliar euro setiap tahun, atau setara dengan Rp698,8 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.251/US$), untuk memberikan peralatan militer kepada Ukraina sejak perang dimulai pada bulan Februari 2022. Stoltenberg berharap bahwa para sekutu akan memutuskan untuk mempertahankan level ini dalam tahun depan. Ia juga menyatakan bahwa jumlah tersebut akan dibagi di antara negara-negara anggota NATO berdasarkan pertumbuhan ekonomi mereka, dan para pemimpin akan meninjau angka tersebut saat bertemu kembali pada tahun 2025.

Saat ini, sekutu NATO menyediakan 99% dukungan militer dan aliansi berencana untuk mengelola pengiriman peralatan. Meskipun demikian, keanggotaan NATO dan kehadiran pasukan NATO di Ukraina tidak akan terjadi sampai perang berakhir.

Pada pertemuan puncak terakhir, para pemimpin NATO juga sepakat untuk mempercepat proses keanggotaan Ukraina, meskipun negara tersebut tidak mungkin bergabung dalam waktu dekat. Mereka juga membentuk badan tingkat tinggi untuk konsultasi darurat dan berjanji untuk menyediakan lebih banyak peralatan militer kepada Ukraina.

Stoltenberg menekankan pentingnya komitmen jangka panjang terhadap Ukraina. Penundaan pendanaan yang signifikan, terutama karena perselisihan politik di Kongres AS, telah membuat angkatan bersenjata Ukraina dalam kondisi sulit. Oleh karena itu, ia berharap para sekutu akan setuju untuk membelanjakan minimal 40 miliar euro per tahun untuk persenjataan. Namun, hal ini tidak berarti peningkatan dukungan, karena jumlah tersebut sejalan dengan belanja tahunan sejak perang dimulai.

Salah satu skema baru yang dipertimbangkan oleh para pemimpin adalah misi untuk memasukkan peralatan militer yang tepat ke Ukraina dan menyederhanakan pelatihan bagi angkatan bersenjatanya. Tawaran program pelatihan di luar Ukraina juga cukup banyak, namun hal ini menimbulkan permasalahan bagi angkatan bersenjata Ukraina dalam memprioritaskan pasukan mana yang akan dikirim, ke negara NATO mana, dan untuk berapa lama.

Misi ini juga diharapkan dapat mencegah pemerintah atau pemimpin yang tidak bertanggung jawab mencampuri pengiriman bersama. Atas hal tersebut, pejabat NATO mengatakan bahwa misi tersebut akan melengkapi upaya yang dipimpin oleh AS untuk mengumpulkan senjata, yang dikenal sebagai kelompok Ramstein.

Dalam beberapa minggu terakhir, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan pejabat Ukraina lainnya telah diberi pengarahan tentang perkembangan terkait dengan langkah-langkah yang akan diambil untuk mendukung Ukraina. Stoltenberg menyatakan bahwa ia dan Zelensky sepakat pada langkah-langkah baru sebagai jalan menuju keanggotaan NATO dan memberikan dukungan yang kuat bagi Ukraina.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved