Sumber foto: Google

Gempa M 6,1 Guncang Kreta, Terasa hingga Israel dan Mesir, 4 Kota Terdampak

Tanggal: 26 Mei 2025 12:35 wib.
Tampang.com | Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Pulau Kreta, Yunani, pada Kamis (22/5/2025) dini hari waktu setempat. Meski pusat guncangan terjadi di bawah Laut Aegea, getarannya terasa hingga ke empat kota besar di Israel dan sebagian wilayah Mesir. Otoritas setempat memastikan tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan besar sejauh ini.

Menurut data dari Institut Geodinamika Athena, pusat gempa berada sekitar 55 kilometer di utara Pulau Kreta dengan kedalaman 37 kilometer di bawah permukaan laut. Kedalaman ini disebut menjadi faktor yang meredam dampak destruktif di permukaan.

Media Israel, Ynet, melaporkan bahwa getaran turut dirasakan oleh warga di Haifa, Yerusalem, Holon, dan Beersheba. Bahkan, laporan dari AFP menyebutkan bahwa gempa ini juga terasa hingga wilayah Mesir. Meski begitu, tidak ada laporan kerusakan besar di luar Yunani.

Pejabat daerah Kreta, Giorgos Tsapakos, menyampaikan kepada televisi pemerintah bahwa penilaian awal di daerah terdampak tidak menunjukkan adanya kerusakan serius. “Semua terkendali. Kami tidak menerima laporan tentang korban luka,” katanya.

Kawasan Laut Aegea memang dikenal sebagai salah satu zona rawan gempa karena letaknya yang berada di pertemuan lempeng tektonik Afrika dan Anatolia. Aktivitas seismik intens dilaporkan meningkat sejak awal tahun ini, terutama di gugusan pulau Cyclades seperti Santorini, Ios, Amorgos, dan Anafi. Beberapa sekolah di wilayah tersebut bahkan sempat ditutup sementara akibat rangkaian gempa kecil yang terus terjadi.

Efthymios Lekkas, Kepala Organisasi Perlindungan Gempa Yunani, menjelaskan bahwa gempa dalam seperti ini umumnya tidak menimbulkan kerusakan parah di permukaan. Namun, ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan, terutama di wilayah wisata yang padat pengunjung.

Sementara itu, para ahli di Israel mengingatkan bahwa negara mereka belum sepenuhnya siap menghadapi gempa besar. Matanyahu Englman, Pengawas Keuangan Negara Israel, menyatakan bahwa sekitar 93 persen bangunan berisiko tinggi di Israel utara bisa ambruk jika gempa besar terjadi. Bahkan, 30 persen dari sekolah-sekolah yang seharusnya direnovasi untuk tahan gempa belum mendapat tindakan apapun.

Gempa terakhir yang besar di wilayah itu terjadi pada 1927, menewaskan 500 orang dan melukai sekitar 700 lainnya. Para seismolog memperkirakan siklus gempa serupa bisa terjadi tiap 100 tahun, menempatkan kawasan ini dalam risiko signifikan dalam waktu dekat.

Studi Universitas Tel Aviv tahun 2020 juga memperingatkan bahwa Israel berpotensi mengalami gempa besar dalam beberapa tahun mendatang yang dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar jika tidak segera dilakukan perbaikan struktural dan kebijakan mitigasi risiko.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved