Gelombang Panas Pakistan Mencapai 49 Derajat Celsius, Ratusan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Tanggal: 25 Mei 2024 14:03 wib.
Gelombang panas yang melanda Pakistan akhir-akhir ini telah menyebabkan ratusan warga dilarikan ke rumah sakit karena kondisi cuaca ekstrem yang semakin parah. Pada Rabu (22/5/2024), suhu udara di kota Mohenjo Daro, selatan Pakistan, bahkan mencapai 49 derajat Celsius. Bahkan, lembaga klimatologi Pakistan memperingatkan bahwa suhu udara diperkirakan bisa meningkat hingga 55 derajat Celsius pada bulan Mei 2024.
Ratusan pasien dilaporkan dirawat di rumah sakit di Lahore, sementara banyak warga di daerah Hyderabad, Larkana, dan Jacobabad juga mengalami dampak serius akibat gelombang panas ini. Otoritas kesehatan Pakistan juga telah mengimbau warga untuk tetap di rumah, terhidrasi dengan baik, dan menghindari perjalanan yang tidak perlu demi mengurangi risiko terkena dampak yang mungkin terjadi. Namun, banyak kaum buruh di Pakistan masih merasa terpaksa untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tidak hanya itu, otoritas kesehatan Pakistan juga telah membuka pusat respons kegawatdaruratan untuk merawat pasien yang terkena dampak dari gelombang panas ini. Layanan ambulans juga dilengkapi dengan persediaan air dan es untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban gelombang panas.
Menanggapi situasi ini, koordinator perubahan iklim perdana menteri Pakistan, Rubina Khursheed Alam, menyatakan kekhawatirannya. Ia menekankan bahwa Pakistan merupakan salah satu negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim di dunia.
Alam mengatakan bahwa Pakistan adalah negara paling rentan ke lima akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Hal ini diperparah dengan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini, termasuk hujan lebat yang melanda negara tersebut dan berujung pada banyaknya korban jiwa dan kerusakan lingkungan.
Meskipun Pakistan hanya berkontribusi kurang dari 1 persen dari total emisi karbon di dunia, namun negara ini termasuk salah satu yang paling terdampak oleh bencana iklim. Hal ini semakin memperkuat urgensi perlunya tindakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim di seluruh dunia.