"Gelombang Boikot Spotify: Musisi Dunia Tarik Karya karena Isu Investasi Militer"
Tanggal: 10 Agu 2025 21:02 wib.
Sejumlah musisi dunia memilih untuk meninggalkan Spotify dan menarik katalog musik mereka dari platform tersebut. Langkah ini diambil setelah muncul laporan bahwa Daniel Ek, salah satu pendiri sekaligus CEO Spotify, berinvestasi pada perusahaan pertahanan Helsing. Investasi tersebut dilakukan melalui Prima Materia, firma pendanaan yang ia dirikan bersama Shakil Khan. Prima Materia telah menanam modal di Helsing sejak 2021, dan menurut laporan Financial Times, baru-baru ini menambah pendanaan sebesar 600 juta dolar AS untuk perusahaan pertahanan berbasis di Jerman tersebut.
Kabar ini memicu reaksi keras dari berbagai musisi. Band rock asal Australia, King Gizzard & the Lizard Wizard, secara terbuka mengumumkan penghapusan seluruh karya mereka dari Spotify. Lewat unggahan di Instagram Story, mereka menyindir pengembang teknologi drone militer berbasis kecerdasan buatan (AI) yang terhubung dengan Helsing, dan mengajak penggemar untuk beralih ke platform lain. Band yang telah memproduksi 27 album studio dan lebih dari 50 album live ini menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk perlawanan moral terhadap teknologi yang mereka nilai berpotensi membahayakan.
King Gizzard bukan satu-satunya yang memutuskan langkah tersebut. Band indie-rock Deerhoof dari Amerika Serikat juga mengumumkan boikot Spotify pada 30 Juni. Dalam pernyataan panjang di Instagram, mereka menyebut tidak nyaman dengan berita yang menyebut Daniel Ek menginvestasikan 700 juta dolar AS dari kekayaan Spotify ke teknologi pertempuran AI. Menurut Deerhoof, mereka menolak karya mereka digunakan atau diasosiasikan dengan alat yang berpotensi membunuh, dan saat ini tengah memproses penghapusan musik mereka dari Spotify meski belum ada tanggal pasti.
Gelombang penarikan karya juga dilakukan oleh band rock eksperimental Xiu Xiu. Dalam unggahan Instagram pada 24 Juli, mereka mengungkapkan proses penghapusan katalog musik dari Spotify terhambat prosedur teknis, namun meyakinkan penggemar bahwa langkah itu akan segera selesai. Mereka juga secara terbuka mengajak pendengar untuk membatalkan langganan Spotify, menegaskan sikap mereka terhadap isu investasi militer tersebut.
Tidak hanya musisi individu, penyanyi folk asal Australia Leah Senior dan label musik Kalahari Oyster Cult pun ikut serta dalam aksi ini. Leah Senior telah menghentikan karyanya di Spotify sejak 1 Juli 2025, sementara Kalahari Oyster Cult menarik seluruh katalog mereka pada 26 Juni. Dalam pernyataannya, label tersebut menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan para artis mereka. Mereka menolak berkontribusi pada platform yang dipimpin oleh sosok yang mendukung alat perang, pengawasan, dan kekerasan, karena hal itu bertentangan dengan prinsip yang mereka junjung.
Kontroversi ini menambah daftar panjang masalah yang dihadapi Spotify dalam setahun terakhir. Selain isu investasi militer, platform musik ini juga menuai kritik terkait pengembangan teknologi musik AI, serta praktik “artis hantu” yang dilaporkan merugikan musisi asli dengan mengurangi pendapatan mereka. Gelombang boikot dari berbagai musisi ini menandai momen penting dalam diskusi global tentang etika industri hiburan dan teknologi, sekaligus menyoroti kekuatan kolektif artis dalam menentukan platform distribusi karya mereka.