Gegara Gak Pakai Hijab, Polisi Iran Kepung Turkish Airlines
Tanggal: 12 Jul 2024 09:30 wib.
Insiden terjadi di kantor Turkish Airlines di Teheran, Iran, di mana polisi Iran membubarkan para karyawan yang merupakan warga negara Iran. Mereka membuat masalah bagi petugas polisi, yang berujung pada penutupan sementara kantor tersebut. Hal ini menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat, terutama terkait masalah kepatuhan berhijab di Iran.
Menurut laporan yang dikutip dari Tasnim yang disebutkan oleh Associated Press (AP) pada Kamis (11/7/2024), kantor Turkish Airlines akan dibuka kembali pada hari Rabu setelah penutupan sementara. Polisi tidak akan menutup bisnis apa pun hanya karena ketidakpatuhan terhadap hijab.
Namun, insiden ini bukanlah keputusan yang diambil secara resmi oleh pemerintah. Kantor berita IRNA yang mengutip Jaksa Teheran Ali Salehi juga melaporkan bahwa tidak ada proses hukum atau keputusan yang dikeluarkan mengenai penyegelan kantor Turkish Airlines di Teheran. Kehadiran polisi dan penutupan tersebut tampaknya berada di tataran keputusan operasional.
Insiden ini merupakan bagian dari respons terhadap protes massal yang meletus di Iran setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang diduga tewas dalam penangkapan polisi karena tidak menggunakan hijab dengan benar. Demonstrasi-demonstrasi terkait hijab ini menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat Iran.
Pilihan sebagian perempuan Iran untuk tetap tampil tanpa busana menimbulkan tantangan baru bagi teokrasi negara tersebut. Penindakan terhadap bisnis yang memperbolehkan karyawan perempuannya untuk tidak mengenakan jilbab telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Intensitas penindakan terhadap ketidakpatuhan berhijab semakin meningkat menjelang pemilihan presiden Iran untuk menggantikan mendiang Presiden Ebrahim Raisi.
Selain itu, kejadian penutupan kantor Turkish Airlines terjadi pada saat yang sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian untuk mengucapkan selamat kepadanya. Pezeshkian menang dalam pemilu tersebut, mengalahkan Saeed Jalili dari kelompok garis keras. Dalam paparannya, Pezeshkian berjanji untuk menjangkau negara-negara Barat dan meringankan penegakan hukum wajib hijab di negara tersebut.
Kedua negara, Iran dan Turki, telah menjaga hubungan baik. Pada tahun 2023, volume perdagangan bilateral antara keduanya mencapai US$ 5,4 miliar (Rp 87 triliun). Turki juga merupakan tujuan wisata populer bagi warga Iran, dengan sekitar 2,5 juta orang berkunjung pada tahun lalu.
Selain itu, Turkish Airlines menjadi maskapai favorit di kalangan masyarakat Iran karena waktu perjalanan yang lebih singkat ke Amerika Serikat dan Kanada bila dibandingkan dengan penerbangan lainnya dari negara-negara Arab di Teluk Persia.
Insiden ini menunjukkan kompleksitas terkait kepatuhan berhijab di Iran, yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan bilateral antar negara dan aktivitas bisnis. Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada ranah internal negara, tetapi juga memengaruhi hubungan dan aktivitas eksternalnya. Dalam konteks ini, upaya untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan dialog antar negara menjadi penting untuk menjaga kondisi stabil dan perdamaian di kawasantersebut.