Gedung Putih Tegaskan Biden Tidak Sakit Parkinson
Tanggal: 10 Jul 2024 15:46 wib.
Pernyataan tertulis dari Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak sedang menjalani perawatan untuk penyakit Parkinson seperti yang telah diisukan. Dokter Gedung Putih, Kevin O'Connor, dalam surat yang dikeluarkan pada Senin, menegaskan bahwa Biden hanya menjalani pemeriksaan rutin tahunannya dan tidak berkonsultasi dengan ahli saraf.
Kabar mengenai Biden diduga mengidap Parkinson muncul setelah laporan New York Times pada 6 Juli yang menyatakan bahwa seorang dokter spesialis saraf telah melakukan delapan kunjungan ke Gedung Putih sejak Agustus hingga Maret. Hal ini berdasarkan pencatatan kunjungan Gedung Putih yang diketahui.
Agar dapat memverifikasi informasi tersebut secara mandiri, Reuters berusaha meninjau catatan pengunjung Gedung Putih. Hasil peninjauan tersebut menunjukkan bahwa Kevin Cannard, seorang ahli saraf dan spesialis gangguan gerakan dari Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, telah mengunjungi Gedung Putih delapan kali sejak Agustus hingga Maret.
Cannard adalah dokter yang turut menulis penelitian tentang pengobatan untuk penyakit Parkinson dini di Vanderbilt University Medical Center.
Terhadap hal ini, O'Connor menjelaskan bahwa kunjungan Cannard ke Gedung Putih merupakan bagian dari layanan klinik neurologisnya untuk "ribuan" staf Gedung Putih, bukan untuk merawat presiden.
Seorang mantan pejabat Gedung Putih yang pernah bekerja untuk Biden ketika menjadi wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama juga menyatakan kepada Reuters bahwa ia pernah dirawat oleh dokter yang sama karena migrain pada 2016. Ia mengungkapkan bahwa dokter tersebut datang ke Gedung Putih sebulan sekali, termasuk kunjungan yang terkait dengan rotasi kerja.
Sementara juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menolak untuk mengonfirmasi atau menjelaskan kunjungan Cannard. Meskipun ia terus-menerus ditanya oleh wartawan saat briefing media, Jean-Pierre tetap mengatakan bahwa pihaknya ingin menghormati privasi karena alasan keamanan.
Jean-Pierre menyebut bahwa Biden telah berkonsultasi dengan ahli saraf sebanyak tiga kali terkait dengan pemeriksaan fisik tahunannya. Meskipun tidak menjelaskan kehadiran Cannard di Gedung Putih, ia menduga bahwa hal itu mungkin terkait dengan layanannya merawat beberapa personel militer yang bekerja di kompleks Gedung Putih.
Isu bahwa Biden menderita penyakit telah meningkat sejak presiden berusia 81 tahun tersebut terlihat lemas, tersandung, bahkan bergumam tak jelas saat debat pada 27 Juni lalu melawan Donald Trump. Partai Biden, Demokrat, bahkan mengkritik bahwa dia sepertinya tidak lagi mampu melanjutkan tugas memerintah untuk periode yang akan datang.
Namun, Biden dengan tegas menyatakan bahwa ia akan terus berjuang untuk memperebutkan kursi kepresidenan kembali.
Menurut laporan yang dibuat di Gedung Putih, pernyataan tersebut menekankan bahwa perlakuan medis yang dilakukan pada Presiden Biden merupakan kepatuhan terhadap tata tertib kesehatan umum. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa kesehatan Presiden dapat terjaga dengan baik sehingga ia dapat melanjutkan tugas-tugasnya sebagai kepala negara dengan optimal.
Terkait kontroversi kesehatan Biden, banyak pengamat politik menduga bahwa spekulasi mengenai penyakitnya mungkin memiliki dampak signifikan bagi karir politiknya. Banyak yang memandang bahwa kepercayaan publik terhadap kesehatan fisik dan mental seorang pemimpin sangat penting. Sebagai presiden, tekanan dan tanggung jawab yang diemban oleh Biden sangat besar, sehingga kesehatannya menjadi perhatian tidak hanya bagi warga Amerika Serikat, tetapi juga bagi dunia internasional.
Dalam konteks politik, kesehatan seorang pemimpin dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kemampuannya dalam memimpin negara. Kesehatan yang buruk dapat dianggap sebagai hal yang melemahkan, bahkan dapat memicu spekulasi bahwa presiden tidak lagi mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan optimal.
Oleh karena itu, menjaga transparansi dan informasi yang akurat mengenai kesehatan seorang kepala negara sangatlah penting. Perkembangan mengenai kesehatan Biden akan terus menjadi sorotan publik, termasuk isu-isu kesehatan yang muncul di masa depan.
Sebagai salah satu tokoh penting dalam politik dunia, informasi mengenai kesehatan dan kondisi fisik serta mental Biden akan terus menjadi perhatian. Ungkapan yang dinyatakan oleh Gedung Putih tentang kesehatan Biden menjadi sebuah isu yang tak hanya berkaitan dengan kehidupan politik Amerika Serikat, tetapi juga mempengaruhi dinamika politik global.
Dengan mengkaji lebih jauh mengenai isu kesehatan Biden, keterbukaan dan klarifikasi mengenai informasi yang bersifat kesehatan lebih lanjut akan sangat dibutuhkan. Hal ini penting guna mendukung citra dan kredibilitas seorang pemimpin yang harus dipercayai oleh publik dalam menjalankan tugasnya. Kesehatan seorang pemimpin negara dan segala informasi yang berkaitan dengannya harus dijaga dengan ketat guna memastikan kondisi kesehatan yang sebenarnya dapat tersampaikan kepada publik.
Sebagai sosok yang dipandang sebagai pemimpin Amerika, itulah tanggung jawab yang harus diemban oleh Biden dan tim medisnya agar informasi yang benar dan transparan dapat diterima oleh masyarakat. Dengan demikian, hal ini akan membantu membangun kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh presiden Biden.