Sumber foto: Unsplash

Gara-Gara Pajak Naik, Kerusuhan Terjadi di Kenya

Tanggal: 27 Jun 2024 19:25 wib.
Kekerasan yang menimbulkan kematian pecah di Kenya Selasa, akibat demonstrasi yang berubah menjadi mematikan karena rencana kenaikan pajak dari pemerintah yang sedang disahkan di parlemen. Protes ini sebenarnya sudah berlangsung selama seminggu, tetapi eskalasi menjadi kerusuhan mencapai puncaknya kemarin di ibu kota Nairobi.

Massa dikabarkan melemparkan benda-benda ke arah polisi saat berusaha menyerbu halaman DPR setempat, mencoba menembus barikade dan memasuki area parlemen. Militer yang dikerahkan mendukung polisi kemudian menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Menurut kelompok hak asasi manusia, lima orang tewas akibat penembakan tersebut dan 31 lainnya mengalami luka-luka.

Marahnya massa terkait rencana kenaikan pajak dipicu oleh krisis biaya hidup yang sedang melanda negara tersebut. Meskipun Kenya merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis di Afrika Timur, namun sepertiga dari 52 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Ada pajak-pajak yang telah dibatalkan oleh pemerintah setelah memicu protes, namun ada beberapa pajak lain yang tengah diupayakan untuk dinaikkan dengan alasan "penyesuaian", seperti harga bahan bakar dan pajak ekspor. Langkah ini dikritik oleh sebagian pihak karena diprediksi akan membuat biaya hidup semakin tinggi di negara tersebut, sementara pekerjaan dengan upah tinggi tidak terjangkau oleh banyak generasi muda.

Seorang pengacara bernama Elizabeth Nyaberi, 26 tahun, menyebutkan bahwa demonstrasi ini merupakan suara generasi muda Kenya yang ingin menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana kenaikan pajak. Tindakan protes ini dianggapnya penting untuk melindungi kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Aksi protes juga melibatkan pengrusakan ruangan parlemen, di mana banyak jendela pecah dan fasilitas parlemen lainnya dirusak. Kantor gubernur di Nairobi pun ikut dibakar, hanya beberapa ratus meter dari lokasi parlemen.

Respon dari pemerintah Kenya, melalui pernyataan Presiden Kenya William Ruto, menyebutkan bahwa demonstrasi ini merupakan tindakan pengkhianatan. Ruto juga menuduh adanya penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai, meresahkan masyarakat dan melakukan tindak teror.

Namun pernyataan ini disindir oleh kepala koalisi oposisi utama Kenya, Azimio, yang menilai bahwa pemerintah telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak di negara tersebut. Menteri Pertahanan Aden Bare Duale juga memberikan pernyataan bahwa pengerahan militer adalah respons terhadap keadaan darurat keamanan di seluruh Kenya.

Situasi ini menciptakan ketegangan yang meluas, dengan demonstrasi juga dilaporkan terjadi di kota pelabuhan Mombasa, benteng oposisi di Kisumu, dan markas Ruto di Eldoret. Sebelumnya, Ruto sendiri telah berbicara bahwa kenaikan pajak merupakan langkah penting untuk mengisi kas negara dan mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri.

Komisi Hak Asasi Manusia Kenya melaporkan adanya penculikan terhadap pengunjuk rasa yang terjadi di malam hari, dengan pelaku yang merupakan petugas polisi berpakaian sipil. Situasi ini semakin menambah kompleksitas dari ketegangan yang sedang berlangsung.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved