Sumber foto: website

G7 Sebut Tak Satu Negara Pun Akan Mendapat Keuntungan dari Eskalasi di Timur Tengah

Tanggal: 26 Sep 2024 05:46 wib.
Menteri luar negeri dari negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan pada Senin (23/9/2024) yang mengecam tindakan eskalasi konflik di Timur Tengah. Mereka menyatakan keprihatinan bahwa tindakan balasan di kawasan tersebut berpotensi memperbesar spiral kekerasan yang membahayakan dan dapat menyeret seluruh wilayah Timur Tengah ke dalam konflik regional yang lebih luas. G7 menekankan bahwa tidak ada negara yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah para menteri luar negeri G7 bertemu di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB). Mereka menyerukan penghentian siklus destruktif yang sedang terjadi, sambil menegaskan bahwa konflik ini tidak akan memberikan manfaat bagi negara mana pun.

Situasi di Timur Tengah semakin memanas menyusul serangan udara Israel yang menargetkan Hizbullah di Lebanon, yang menyebabkan setidaknya 492 orang tewas. Serangan tersebut, yang diklaim sebagai serangan udara paling mematikan dalam hampir 20 tahun terakhir, telah memaksa ribuan keluarga untuk mengungsi dari rumah mereka. Israel menyebut bahwa operasi mereka bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur yang telah dibangun oleh Hizbullah sejak perang tahun 2006, dengan melaporkan telah melancarkan serangan terhadap 1.300 target Hizbullah.

Di sisi lain, Hizbullah merespons dengan meluncurkan lebih dari 200 roket ke wilayah Israel utara. Akibatnya, dua orang terluka akibat pecahan peluru. Kedua belah pihak terus meningkatkan ketegangan, mendesak kekuatan dunia untuk meminta pengekangan.

Dalam konflik ini, kementerian kesehatan Lebanon mencatat bahwa 35 anak-anak dan 58 wanita termasuk di antara korban tewas, sedangkan 1.645 orang lainnya mengalami luka-luka. Meskipun belum dilaporkan secara pasti berapa banyak korban yang merupakan warga sipil atau kombatan, pertempuran lintas batas ini telah mengakibatkan ratusan kematian, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dan puluhan ribu orang terpaksa mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Hizbullah menyatakan bahwa mereka terlibat untuk mendukung Hamas dan tidak akan berhenti sampai tercapai gencatan senjata di Gaza. Kelompok-kelompok tersebut mendapatkan dukungan dari Iran, namun dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan beberapa negara lainnya.

Kondisi di Timur Tengah semakin memanas dan mengkhawatirkan, karena kedua belah pihak terlibat dalam spiral eskalasi konflik yang mengancam keamanan dan perdamaian di kawasan tersebut. Melalui pernyataan G7, diharapkan masyarakat internasional dapat bersama-sama menekan untuk mencari solusi damai dan mencegah konflik yang semakin meluas di Timur Tengah.

Pada tingkat internasional, aksi diplomatik yang dapat mengurangi ketegangan antara kedua belah pihak harus segera diambil. Konflik di Timur Tengah bukanlah keuntungan bagi siapapun, dan perdamaian hanya dapat dicapai melalui dialog dan kerjasama antarnegara untuk mengatasi sumber ketegangan dan konflik yang ada.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved