Sumber foto: google

G7 dan Tantangan Terhadap Dukungan China untuk Rusia

Tanggal: 18 Jun 2024 09:26 wib.
Para pemimpin G7 mewanti-wanti keras Beijing, China, atas dukungannya kepada Rusia yang hingga kini masih melancarkan invasi ke Ukraina sejak Februari 2022. Amerika Serikat Cs menuding relasi mesra China dan Rusia selama ini mempermudah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi, termasuk memasok logistik dan material yang membantu peperangan.

G7 mengancam bakal memberikan sanksi lebih lanjut terhadap China yang diduga sudah secara material mendukung mesin perang Moskow. Peringatan keras G7 ini keluar di akhir pertemuan puncak ketujuh negara dengan perekonomian terbesar itu di Italia pada Jumat (14/6).

Menurut para pemimpin G7, dukungan berkelanjutan China untuk basis industri pertahanan Rusia memungkinkan Rusia untuk mempertahankan perang ilegalnya di Ukraina dan memiliki implikasi keamanan yang signifikan dan luas. Mereka menyerukan kepada China untuk menghentikan transfer material-material penggunaan ganda, termasuk komponen-komponen senjata dan peralatan, yang merupakan masukan untuk sektor pertahanan Rusia.

Selain itu, para pejabat AS menuduh China membantu Rusia memperluas manufaktur militer, termasuk melalui ekspor seperti semikonduktor, material dan peralatan mesin yang disebut memungkinkan Moskow untuk meningkatkan produksi tank, amunisi, dan kendaraan lapis baja.

Beberapa negara G7 telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China, termasuk AS yang baru-baru ini menjatuhkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan di China yang memasok semikonduktor ke Rusia. Presiden AS Joe Biden sendiri turut menegaskan bahwa China tidak hanya memasok senjata, tetapi juga memberikan kemampuan untuk memproduksi senjata tersebut dan teknologi yang tersedia untuk melakukannya, sehingga pada kenyataannya, China membantu Rusia.

Selain masalah material dan teknologi untuk kepentingan militer, G7 juga memiliki keprihatinan terkait dengan kebijakan ekonomi China, terutama dalam hal kelebihan kapasitas industri. Mereka berjanji untuk mengambil tindakan terhadap praktik yang dianggap tidak adil dan berpotensi merusak keuntungan ekonomi negara mereka.

Tindakan keras G7 ini merupakan respons terhadap berbagai tindakan yang dianggap membahayakan keamanan regional dan global. Dengan demikian, hal ini mengindikasikan bahwa negara-negara G7 sangat serius dalam menanggapi peran China dalam memfasilitasi invasi Rusia ke Ukraina.

Data dan fakta yang mendukung sikap yang diambil oleh G7 dapat memperkuat argumen atas penolakan terhadap dukungan China terhadap Rusia. Misalnya, data yang menunjukkan bahwa transfer material-material penggunaan ganda dari China telah meningkatkan kemampuan militer Rusia di Ukraina akan memberikan landasan yang kuat untuk memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap China.

Tidak hanya itu, penelitian yang mendalam tentang praktik ekonomi China yang dianggap tidak adil juga dapat mendukung tindakan G7 untuk menyeimbangkan perdagangan dan mengatasi kelebihan kapasitas industri. Hal ini akan memberi G7 legitimasi yang lebih kuat dalam mengambil tindakan terhadap China dalam konteks ekonomi.

Dengan demikian, G7 perlu terus menyuarakan keprihatinan mereka terhadap peran China dalam upaya memfasilitasi invasi Rusia ke Ukraina. Tidak hanya memberikan pernyataan bersama, G7 juga perlu melakukan langkah konkret dalam menekan China agar menghentikan dukungannya terhadap Rusia dan menyeimbangkan praktik ekonomi yang dianggap tidak adil.

Dengan demikian, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menghentikan transfer material-material penggunaan ganda, serta memberikan tekanan atas kebijakan ekonomi China yang dianggap merugikan negara-negara G7. Hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan perdamaian global serta untuk menunjukkan kapasitas G7 dalam menjaga keamanan dan keadilan internasional.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved