Festival Kurma di Qatar: Cerminan Kebangkitan Pertanian Lokal di Tengah Gurun
Tanggal: 29 Jul 2025 10:15 wib.
Doha — Di tengah panas gurun Qatar yang ekstrem, ratusan pengunjung memadati tenda-tenda besar yang dipenuhi aroma manis kurma segar. Festival Kurma Tahunan yang digelar di pasar tradisional Souq Waqif bukan sekadar ajang kuliner musiman—ia telah menjelma menjadi simbol kemajuan sektor pertanian lokal.Tahun ini, festival tersebut menyoroti peningkatan signifikan dalam produksi dan konsumsi kurma lokal. Data dari edisi sebelumnya mencatat total penjualan mencapai lebih dari 240 ton—naik hampir sepuluh kali lipat dibanding saat festival ini pertama kali digelar. Sebuah pencapaian yang mencerminkan transformasi besar dalam upaya Qatar menuju swasembada pangan."Festival ini bukan hanya perayaan hasil panen, tetapi juga ruang eksklusif bagi para petani untuk memasarkan produknya tanpa persaingan dari barang impor. Semua yang Anda lihat di sini adalah buah dari tanah Qatar," ujar Alyafei, salah satu penyelenggara festival.Qatar memang bukan tempat yang mudah untuk bertani. Sebagai negara yang terletak di zona gurun tropis, negeri ini menghadapi berbagai tantangan mulai dari suhu tinggi, curah hujan yang sangat minim, hingga lahan subur yang terbatas. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat pemerintah dan petani untuk berinovasi.Didorong oleh dukungan berkelanjutan dari Kementerian Pemerintahan Lokal—yang menyediakan pupuk, pengendalian hama, serta layanan logistik—produksi kurma lokal kini mampu memenuhi lebih dari 75 persen kebutuhan domestik. Pencapaian ini menjadi pilar penting dalam Strategi Ketahanan Pangan Nasional Qatar 2030, yang menargetkan sistem pangan mandiri dan berkelanjutan.Festival seperti ini pun memainkan peran penting dalam rantai distribusi. Dengan memotong jalur perantara, para pemilik kebun bisa langsung memperkenalkan hasil panennya kepada konsumen, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung produk lokal.Para pengunjung pun antusias. Berbagai jenis kurma lokal—termasuk rutab yang terkenal akan kelembutannya—tersaji dalam tampilan yang menggiurkan. Sebuah keluarga asal India mengaku mencicipi hampir semua jenis kurma yang ditawarkan. "Kami menyukai semuanya. Kami menyarankan siapa pun yang tinggal di Qatar untuk tidak melewatkan festival ini," kata mereka sambil tersenyum.Ahmed Al-Masri, seorang pengunjung setia festival, mengatakan bahwa ia dan keluarganya selalu menantikan musim rutab setiap tahun. "Kami tidak hanya membeli untuk kami sendiri, tetapi juga mengirimkannya kepada keluarga di luar negeri. Kurma lokal Qatar selalu lebih segar dan manis," ungkapnya.Kurma memang memiliki tempat istimewa di hati banyak orang Arab. Tak hanya karena rasanya yang legit dan kandungan gizinya yang tinggi—kaya akan serat, kalium, dan antioksidan—tetapi juga karena nilai religius yang melekat kuat. Di bulan suci Ramadhan, buah ini menjadi santapan pertama saat berbuka puasa, menyatu dalam tradisi bersama air atau susu.Festival ini, di tengah kemeriahan dan cita rasa manis yang ditawarkan, menjadi bukti bahwa kemajuan pertanian tidak hanya mungkin di negeri gurun, tetapi bisa menjadi kisah sukses yang menginspirasi banyak negara lain.