Sumber foto: Kompas.com

Fenomena Sinkhole di Seoul: Apakah Indonesia Berpotensi Mengalaminya?

Tanggal: 30 Mar 2025 13:48 wib.
Tampang.com | Publik dikejutkan dengan fenomena sinkhole yang terjadi di tengah jalan raya Seoul, Korea Selatan, pada Senin (24/3/2025). Insiden ini menyebabkan sebuah lubang besar terbuka di jalan, "menelan" mobil dan sepeda motor yang melintas.

Kecelakaan tragis ini merenggut nyawa seorang pria pengendara motor yang jatuh ke dalam lubang tersebut sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Tim penyelamat menemukan jasadnya keesokan harinya, Selasa (25/3/2025) pukul 11.00, sekitar 50 meter dari titik jatuhnya. Lubang tersebut diperkirakan memiliki diameter 20 meter dengan kedalaman yang sama.

Kejadian ini menjadi viral di media sosial, salah satunya di platform X (Twitter), di mana warganet mempertanyakan kemungkinan fenomena serupa terjadi di Indonesia.

Apa Itu Sinkhole dan Bagaimana Terjadi?

Sinkhole adalah peristiwa ketika permukaan tanah tiba-tiba amblas membentuk lubang besar akibat runtuhnya lapisan bawah tanah. Fenomena ini umumnya disebabkan oleh dua faktor utama:



Batuan gamping di bawah tanah yang mudah tererosi.


Aliran air yang terus mengikis batuan tersebut, baik dari hujan maupun kebocoran drainase.



Ketika air terus mengalir dan mengikis batuan dasar, lapisan atas tanah kehilangan penopangnya dan akhirnya runtuh, menciptakan sinkhole.

Apakah Indonesia Berpotensi Mengalami Sinkhole?

Menurut Eko Soebowo, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Indonesia memiliki beberapa wilayah yang berpotensi mengalami sinkhole. Daerah dengan batuan gamping memiliki risiko lebih tinggi, baik di perkotaan maupun daerah pegunungan.

Eko menjelaskan bahwa beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya, pernah mengalami fenomena ini. Namun, di daerah pedesaan yang memiliki banyak batuan gamping, risiko ini lebih besar.

Salah satu wilayah yang sangat kaya akan batuan gamping adalah Kabupaten Fakfak di Papua Barat. Namun, karena sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan, dampak terhadap permukiman relatif kecil. Di Wonogiri, Jawa Tengah, hampir setiap desa memiliki luweng atau sinkhole alami.

Daftar Wilayah Indonesia yang Berisiko Terkena Sinkhole

Berdasarkan data BRIN, berikut beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki potensi mengalami sinkhole:



Sumatera: Gunung Leuser (Aceh), Perbukitan Bohorok (Sumatera Utara), Payakumbuh (Sumatera Barat), Bukit Barisan (Ogan Komering Ulu, Sumsel).


Jawa: Sukabumi Selatan (Jawa Barat), Kebumen (Jawa Tengah), Pegunungan Kapur Utara (Jawa Tengah), Pegunungan Kendeng (Jawa Timur), Pegunungan Sewu (DIY - Jawa Timur).


Kalimantan: Pegunungan Schwaner (Kalimantan Barat), Kawasan Sangkulirang-Tanjung Mangkaliat (Kalimantan Timur), Batu Hapu (Kalimantan Selatan).


Sulawesi: Perbukitan Maros-Pangkajene (Sulawesi Selatan), Kawasan karst Wowolesea (Sulawesi Tenggara).


Nusa Tenggara: Perbukitan di bagian barat Flores, Karst Sumba, Pegunungan Timor Barat.


Maluku & Papua: Pulau Seram, Halmahera, kawasan karst Fakfak, Biak, Pegunungan Lorentz.



Bagaimana Mencegah Sinkhole di Perkotaan?

Meskipun sinkhole lebih umum terjadi di alam, kawasan perkotaan dengan sistem drainase yang buruk juga berisiko mengalaminya. Jika drainase mengalami kebocoran, air akan terus mengikis batuan di bawah tanah hingga akhirnya menyebabkan tanah ambles.

Eko Soebowo menekankan bahwa pencegahan utama adalah memperbaiki sistem drainase agar air tidak bocor dan mengikis tanah di bawahnya. Selain itu, pemetaan geologi perlu dilakukan sebelum pembangunan infrastruktur besar untuk mengidentifikasi wilayah yang berisiko.

Kesimpulan: Waspada, tetapi Tidak Perlu Panik

Fenomena sinkhole seperti yang terjadi di Korea Selatan memang bisa terjadi di Indonesia, terutama di daerah yang memiliki banyak batuan gamping. Namun, dengan mitigasi yang tepat seperti perbaikan sistem drainase dan pemetaan geologi, risiko ini bisa diminimalkan.

Masyarakat di wilayah rawan perlu lebih waspada, terutama setelah hujan deras atau adanya kebocoran air yang terus-menerus. Meski demikian, dengan pemahaman yang baik tentang penyebabnya, fenomena ini bisa dicegah sebelum menjadi bencana besar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved