Es di Gunung Everest Mencair, Sampah Hingga Jenazah Ditemukan
Tanggal: 4 Jul 2024 15:07 wib.
Gunung Everest mencair gegara pemanasan global. Akibat mencairnya Gunung Everest, jenazah pendaki yang dulu hilang mulai ditemukan.
Mengutip dari detikTravel, Selasa (2/7/2024), Independent UK mengabarkan, jenazah lima pendaki itu menjadi penanda jalan. Jenazah itu dievakuasi dari gunung oleh tentara Nepal. Kondisi ini memberikan gambaran yang mengkhawatirkan tentang dampak perubahan iklim terhadap lingkungan alam, serta tantangan baru bagi para pendaki yang mencari petualangan di puncak tertinggi dunia.
Dari lima jenazah yang ditemukan, dua di antaranya adalah kerangka dan mayat yang membutuhkan waktu 11 jam untuk dikeluarkan karena terbungkus es hingga kepala. Menurut catatan, 300 orang telah kehilangan nyawa saat mencoba mendaki gunung itu sejak tahun 1920-an. Tahun ini, delapan pendaki telah meninggal di sana. Sementara tahun 2023 memecahkan rekor kematian tertinggi dengan jumlah 18 pendaki tewas."Karena dampak pemanasan global, [mayat dan sampah] menjadi lebih terlihat saat lapisan salju menipis," kata seorang perwira militer yang terlibat dalam operasi pencarian dan pembersihan, Aditya Karki, kepada AFP.
Sementara beberapa mayat telah menjadi penanda jalan di rute menuju puncak, dengan kondisi masih mengenakan perlengkapan pendakian. Di sisi lain, mereka juga membuat takut pendaki saat mereka mencoba mencapai puncak. Contoh nyata dibagikan di media sosial tahun lalu oleh seorang pendaki yang berteriak ketika dia melihat mayat meluncur menuruni gunung."Ada efek psikologis. Orang-orang percaya bahwa mereka memasuki ruang ilahi ketika mereka mendaki gunung, tetapi jika mereka melihat mayat dalam perjalanan ke atas, itu dapat memiliki efek negatif," ucap Karki.
Tshiring Jangbu Sherpa, yang memimpin ekspedisi tentara untuk membersihkan gunung, menggambarkan proses tersebut sebagai operasi yang sangat sulit."Mengeluarkan jenazah adalah satu bagian, menurunkannya adalah tantangan lain," katanya tentang jenazah, yang dapat menjadi sangat berat saat membeku."Kita harus membawa mereka kembali sebanyak mungkin. Jika kita terus meninggalkan mereka, gunung kita akan berubah menjadi kuburan."Selain pemindahan jenazah, tentara Nepal juga telah memindahkan 11 ton sampah. Operasi tersebut, yang merupakan salah satu dari sedikit operasi sejak 2019.
Dalam operasi tersebut, 12 tentara dan 18 pendaki membutuhkan waktu 55 hari untuk menyelesaikan misi tersebut. Mereka terpaksa mengguyur air panas di atas es untuk memisahkan jenazah yang tertutup salju. Jenazah yang dipindahkan dibawa ke Kathmandu. Dua orang telah diidentifikasi sementara dan sedang menunggu tes akhir. Jika mereka tidak dapat diidentifikasi, mereka akan dikremasi.
Dengan penemuan es mencair, sampah yang terungkap, dan jenazah yang ditemukan di Gunung Everest, manusia diingatkan akan urgensi untuk bertindak dalam menjaga lingkungan alam, terutama di tempat-tempat yang rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim tidak hanya menjadi ancaman terhadap keindahan alam, tetapi juga mengancam keselamatan manusia yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga kelestarian alam dan keselamatan para pendaki yang mencari tantangan di puncak tertinggi dunia.