Eropa Dihadapkan pada Ancaman Gelombang Panas dan Kebakaran Hutan

Tanggal: 5 Jul 2025 21:20 wib.
Di tengah tantangan cuaca ekstrem yang semakin meningkat, Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) mengimbau kepada pemerintah Eropa untuk mengubah pendekatan terhadap dampak gelombang panas dan kebakaran hutan. Mereka menekankan pentingnya transisi dari penanganan yang bersifat lambat dan reaktif menjadi langkah-langkah yang lebih proaktif yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana iklim, terutama mengingat tren kebakaran hutan yang semakin meluas saat gelombang panas melanda benua tersebut. 

Direktur Regional IFRC untuk Eropa, Birgitte Bischoff Ebbesen, mengungkapkan bahwa gelombang panas dan kebakaran hutan kini bukanlah masalah yang terjadi secara sporadis. Sebaliknya, situasi ini telah menjadi realitas yang harus dihadapi oleh jutaan warga Eropa di setiap musim panas. Dalam pernyataannya, ia menggarisbawahi, "Kita sering kali menyaksikan hilangnya nyawa yang sebenarnya dapat dicegah, kerugian harta benda, dan dampak negatif pada kesehatan masyarakat akibat dari kejadian-kejadian ekstrem ini." Menurutnya, dengan meningkatnya intensitas gelombang panas dan kebakaran yang menghancurkan, individu yang paling rentan sering kali adalah yang paling tidak dipersiapkan.

Ebbesen menambahkan, "Ada kebutuhan mendesak untuk segera beralih dari respons yang hanya reaktif terhadap situasi bencana, ke dalam strategi kesiapsiagaan yang lebih mapan." Ia menekankan bahwa mempersiapkan diri dengan baik adalah langkah kunci dalam mencegah terjadinya tragedi dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Untuk itu, IFRC mendesak pemerintah dan masyarakat Eropa untuk melakukan investasi yang signifikan dalam sistem peringatan dini, penanganan kesehatan, serta adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka korban jiwa dari bencana di masa mendatang.

Di lapangan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kebakaran yang telah menewaskan dua orang di Izmir, Turki, serta merusak lebih dari 100 rumah. Sementara itu, di pulau Kreta, Yunani, lebih dari 5.000 orang telah dievakuasi, termasuk para wisatawan, karena kobaran api yang melahap hutan. Kebakaran di Jerman timur pun memaksa sejumlah masyarakat untuk meninggalkan rumah mereka demi keamanan. Tim Palang Merah dan Bulan Sabit Merah berupaya memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada korban, menyediakan makanan, air, dan barang-barang esensial lainnya. Relawan di Yunani bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran untuk memberikan pertolongan pertama bagi para pengungsi yang terdampak.

Situasi semakin kritis di Makedonia Utara, di mana tim relawan berkeliling untuk membantu mendistribusikan air minum dan memberikan perlindungan dari paparan sinar matahari kepada para migran yang terjebak dalam cuaca ekstrem. Ini menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan masyarakat di tengah kondisi yang sulit. IFRC memperingatkan bahwa kejadian-kejadian ini kemungkinan baru saja permulaan, menandai awal dari musim panas yang berpotensi panjang dan berbahaya di wilayah Eropa. Upaya proaktif dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah bencana yang lebih besar di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved