Erdogan: Turki Putuskan Semua Hubungan dengan Israel
Tanggal: 15 Nov 2024 12:50 wib.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan pada Rabu, (13/11/2024) bahwa Turki telah memutuskan semua hubungan dengan Israel. Pernyataan tersebut disampaikan kepada wartawan di dalam pesawatnya setelah kunjungan ke Arab Saudi dan Azerbaijan.
Erdogan menegaskan bahwa pemerintah Republik Turki di bawah kepemimpinannya tidak akan melanjutkan atau mengembangkan hubungan dengan Israel. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang dilansir oleh Middle East Eye.
"(Koalisi penguasa kami) bertekad dalam keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan Israel, dan kami akan mempertahankan sikap ini di masa mendatang," ujar Erdogan. "Kami, sebagai Republik Turki dan pemerintahnya, saat ini telah memutuskan semua hubungan dengan Israel."
Meskipun sebelumnya memberlakukan embargo perdagangan terhadap Israel pada Mei, Ankara tetap menjaga hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Meski demikian, pemerintah Turki secara resmi telah memanggil duta besar mereka untuk konsultasi tahun lalu, dan misi diplomatik Turki di Tel Aviv tetap beroperasi.
Sebaliknya, Israel telah evakuasi kedutaan besarnya di Ankara, dengan alasan ancaman keamanan regional.
Erdogan juga menekankan bahwa Turki akan melakukan segala daya untuk meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas tindakannya di Gaza. Kelompok hak asasi manusia internasional telah menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai genosida.
Awal tahun ini, Turki terlibat dalam kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). Mereka membela Palestina dan memperjuangkan embargo senjata terhadap Tel Aviv.
Erdogan menyatakan bahwa 52 negara dan dua organisasi internasional telah memberikan dukungan terhadap inisiatif embargo senjata yang diluncurkan oleh Turki di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal November. Langkah ini ditujukan untuk mencegah pengiriman senjata dan amunisi ke Israel.
"Kami baru-baru ini menyerahkan surat resmi mengenai inisiatif ini kepada presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar Erdogan. "Selama pertemuan puncak kami di Riyadh, keputusan dibuat untuk mengundang semua organisasi dan anggota Liga Arab untuk menandatangani surat ini."
Hubungan antara Turki dan Israel semakin memburuk sejak pertemuan antara Erdogan dan Netanyahu di New York pada September tahun lalu, yang semula dimaksudkan sebagai rekonsiliasi antara kedua negara.
Namun, setelah serangan yang dipimpin oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan perang Israel di Gaza yang menyebabkan lebih dari 43.000 warga Palestina tewas, Ankara telah meningkatkan kritiknya terhadap pemerintah Netanyahu.
Tindakan tersebut berupa serangkaian tindakan hukum dan sanksi perdagangan, terutama setelah pemilihan lokal di Turki. Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di bawah kepemimpinan Erdogan dikritik karena responnya yang dianggap lemah terhadap perang di Gaza.
Sejak September, perdagangan Turki dengan Israel melalui negara ketiga dan Palestina telah memicu kampanye tekanan publik oleh oposisi. Mereka menuduh Erdogan gagal menutup celah yang memfasilitasi interaksi yang berkelanjutan.
Hubungan antara Turki dan Israel telah menjadi perhatian internasional. Kedua negara memiliki hubungan yang terjalin cukup kuat sebelumnya, terutama pada bidang keamanan dan perdagangan. Namun, dengan adanya ketegangan terkait konflik di Gaza, konsekuensi dari putusnya hubungan ini akan sangat mempengaruhi kedua negara, terutama dalam hal ekonomi dan diplomasi.
Pemutusan hubungan ini juga akan mempengaruhi dinamika politik di kawasan Timur Tengah. Selain itu, Turki dan Israel juga memiliki kerja sama yang signifikan dalam bidang pariwisata dan energi. Dengan dibekukannya hubungan ini, akan timbul dampak yang signifikan bagi sektor-sektor tersebut.
Diplomasi menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga hubungan antar negara. Kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah Turki dalam memutuskan hubungan dengan Israel membawa dampak yang sangat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Keputusan ini tentu akan menjadi sorotan di kancah internasional. Diperlukan langkah-langkah tindak lanjut yang hati-hati dalam menghadapi konsekuensi dari pemutusan hubungan ini. Turki perlu menjaga hubungan baik dengan negara lain di kawasan Timur Tengah, serta berupaya melanjutkan upaya perdamaian dan penyelesaian konflik di wilayah tersebut, terutama terkait masalah Israel dan Palestina.