Sumber foto: google

Erdogan Tolak Keras Kerja Sama NATO-Israel Gegara Agresi ke Palestina

Tanggal: 13 Jul 2024 09:12 wib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan penolakannya terhadap kerja sama militer antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Israel sebagai respons terhadap agresi yang dilakukan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Palestina. Erdogan, yang merupakan salah satu anggota NATO, kerap merespons dengan keras langkah-langkah aliansi tersebut yang dianggapnya bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh Turki.

Setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO, Erdogan menyatakan bahwa Israel telah melanggar nilai-nilai fundamental dari aliansi militer yang dipimpin oleh AS. Ia menegaskan bahwa kerja sama antara NATO dan Israel tidak akan dapat diterima selama Tel Aviv terus melakukan genosida di Jalur Gaza. Erdogan menekankan bahwa kerja sama Israel di dalam NATO tidak akan mendapat persetujuan dari Turki kecuali tercipta perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di Palestina. Hal ini menunjukkan ketegasan Turki dalam menanggapi konflik di wilayah tersebut.

Di sisi lain, Israel tetap mempertahankan hubungan militer yang erat dengan AS meski bukan merupakan anggota NATO. Erdogan kembali mengkritik Israel atas tindakan "kebiadaban" yang dilakukan di Jalur Gaza. Ia menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan ekspansionis dan sembrono yang dilakukan oleh pemerintahan PM Netanyahu, yang dinilainya merugikan rakyat Israel sendiri serta kawasan sekitarnya.

Erdogan juga mengajak semua anggota aliansi, termasuk NATO, untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Netanyahu guna memastikan tercapainya gencatan senjata dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza yang telah menderita kelaparan selama sembilan bulan. Pernyataan Erdogan ini menunjukkan peran Turki sebagai mediator dan advokat perdamaian di wilayah konflik tersebut.

Selain pernyataan Erdogan, pada Selasa (8/7), Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel sengaja melancarkan misi kelaparan bagi warga Palestina. Badan tersebut juga mencatat peningkatan angka kematian anak-anak Gaza akibat kelaparan dan malnutrisi parah. Akan tetapi, perwakilan Israel di PBB membantah laporan tersebut dan menyebutnya sebagai informasi yang menyesatkan.

Data-data terkait dari PBB memperkuat pandangan Erdogan terkait keadaan kemanusiaan di Jalur Gaza, yang menunjukkan dampak negatif dari konflik yang terus berlanjut. Dengan demikian, penolakan Erdogan terhadap kerja sama NATO-Israel juga didukung oleh laporan PBB yang menyatakan adanya upaya sengaja untuk memperburuk keadaan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Kesimpulan dari hasil rewrite ini adalah Erdogan menolak keras kerja sama militer NATO-Israel karena agresi terhadap Palestina dan menyerukan upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian di wilayah konflik tersebut. Erdogan juga menuntut peningkatan tekanan internasional terhadap pemerintahan Israel demi terciptanya gencatan senjata serta akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Jalur Gaza yang menderita. Dengan mendukung argumentasinya melalui laporan PBB, Erdogan mampu memperkuat pandangannya terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah konflik tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved