Elon Musk vs. Peter Navarro: Ketegangan Memuncak Akibat Tarif Trump dan Dampaknya pada Tesla
Tanggal: 10 Apr 2025 20:13 wib.
Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini melontarkan kritik tajam terhadap penasihat perdagangan Presiden AS Donald Trump, Peter Navarro. Ketegangan ini dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Trump, yang berdampak signifikan pada kinerja saham Tesla dan industri otomotif secara keseluruhan.
Latar Belakang Kebijakan Tarif
Pada awal Februari 2025, Presiden Trump mengumumkan penerapan tarif impor sebesar 25% untuk barang dari Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk produk dari China. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri domestik AS, namun menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri otomotif, termasuk Tesla. Perusahaan ini sangat bergantung pada rantai pasokan global, terutama dari China, sehingga tarif tersebut berpotensi meningkatkan biaya produksi secara signifikan.
Reaksi Elon Musk terhadap Peter Navarro
Peter Navarro, dalam sebuah wawancara dengan CNBC, menyatakan bahwa Tesla lebih merupakan "perakit mobil" daripada produsen mobil sejati, mengacu pada ketergantungan perusahaan terhadap komponen impor. Pernyataan ini memicu respons keras dari Elon Musk. Melalui platform media sosial X, Musk menyebut Navarro sebagai "benar-benar idiot" dan "lebih bodoh dari sekantong batu bata." Ia menambahkan bahwa klaim Navarro salah dan menyesatkan, mengingat Tesla memiliki fasilitas produksi di AS, Berlin, dan Shanghai. NBC 7 San Diego
Dampak pada Saham Tesla
Sejak pengumuman tarif tersebut, saham Tesla mengalami penurunan signifikan. Pada awal Februari 2025, saham Tesla turun 5%, menjadikannya salah satu penurunan terbesar di antara perusahaan teknologi besar. Penurunan ini mengurangi kekayaan bersih Elon Musk sebesar $11,8 miliar. Investor khawatir bahwa tarif impor akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan. KOMPAS.comNBC 7 San Diego+3detikinet+3Forbes+3
Penurunan Penjualan di Eropa
Selain dampak dari tarif, Tesla juga menghadapi penurunan penjualan di beberapa pasar Eropa. Di Prancis, misalnya, registrasi kendaraan Tesla turun 63% pada Januari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan serupa terjadi di Swedia dan Norwegia. Faktor-faktor seperti meningkatnya persaingan dan perubahan preferensi konsumen berkontribusi pada tren negatif ini. NBC 7 San Diego
Kritik terhadap Keterlibatan Musk dalam Politik
Keterlibatan Elon Musk dalam politik, termasuk dukungannya terhadap pemerintahan Trump dan partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland (AfD), menimbulkan kontroversi. Beberapa konsumen dan investor khawatir bahwa fokus Musk yang terbagi antara bisnis dan aktivitas politik dapat mempengaruhi kinerja Tesla. Aksi protes seperti "Tesla Takedown" muncul sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang dipengaruhi oleh Musk, menambah tekanan pada citra merek Tesla. KOMPAS.com
Pandangan Analis tentang Prospek Tesla
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, beberapa analis tetap optimis terhadap prospek Tesla. Benchmark analyst Mickey Legg, misalnya, berpendapat bahwa penurunan saham Tesla mungkin berlebihan dan memprediksi potensi pemulihan. Ia menyoroti peluncuran model kendaraan baru dan pengembangan robotaxi sebagai faktor yang dapat mendorong pertumbuhan di masa depan. Namun, ia juga menekankan bahwa Tesla perlu membuktikan kemampuannya dalam menghadapi tantangan saat ini. MarketWatch
Kesimpulan
Konflik antara Elon Musk dan Peter Navarro mencerminkan ketegangan yang lebih luas antara sektor swasta dan kebijakan perdagangan pemerintah. Bagi Tesla, tantangan yang dihadapi tidak hanya berasal dari kebijakan tarif, tetapi juga dari dinamika pasar global dan persepsi publik terhadap perusahaan dan pemimpinnya. Bagaimana Tesla dan Elon Musk menavigasi tantangan ini akan sangat menentukan arah perusahaan di masa depan.