Elon Musk dan Hubungannya dengan Politik: Dari Gedung Putih hingga Kontroversi AfD, Apa yang Terjadi?
Tanggal: 2 Feb 2025 14:28 wib.
Tampang.com | Elon Musk, CEO Tesla yang juga dikenal sebagai orang terkaya di dunia, telah lama menjadi tokoh kontroversial. Karirnya di dunia bisnis dan teknologi semakin mencuat dengan kepemimpinannya di Tesla dan SpaceX, namun kini, Musk juga tak lepas dari sorotan politik yang memicu pertanyaan dari berbagai kalangan.
Salah satu langkah yang menimbulkan banyak perhatian adalah ketika Musk memulai karir politiknya dengan bergabung dalam pemerintahan Donald Trump. Musk diangkat sebagai penasihat dalam Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah jabatan yang justru memicu pertanyaan-pertanyaan dari para pemegang saham Tesla.
Para investor merasa khawatir tentang bagaimana jabatan tersebut akan mempengaruhi fokus Musk terhadap Tesla. Lebih dari seratus pertanyaan diajukan oleh para pemegang saham Tesla dalam laporan pendapatan perusahaan, menanyakan mengenai peran Musk di Gedung Putih dan bagaimana pembagian waktu antara pekerjaan di pemerintahan dan di Tesla. Sebagian besar investor khawatir apakah Musk masih bisa memberi perhatian penuh kepada Tesla, mengingat banyaknya tanggung jawab politik yang kini dipikulnya.
Musk memang dikenal sebagai pendukung garis terdepan dari Donald Trump sejak kampanye sebelumnya. Ia diketahui telah menyumbangkan sejumlah uang untuk kampanye Trump, bahkan mencatatkan kontribusi sebesar US$270 kepada partai Republik.
Terlebih lagi, Musk aktif terlibat dalam kampanye, tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga tampil di berbagai kesempatan untuk menyuarakan dukungannya terhadap kebijakan Trump. Bahkan, Musk tampak hadir dalam pelantikan Trump di Gedung Capitol baru-baru ini, memperlihatkan kedekatannya dengan pemerintahan Trump.
Namun, hubungan Musk dengan politik tidak hanya berhenti di Amerika Serikat. Di Jerman, Musk juga menjadi sorotan publik karena keterlibatannya dalam mendukung partai sayap kanan anti-imigran, AfD (Alternative für Deutschland).
Musk secara terbuka menyuarakan dukungannya terhadap partai ini, yang dikenal dengan pandangannya yang kontroversial terkait imigrasi dan kebijakan sosial. Hal ini tentu saja menimbulkan kegelisahan di kalangan beberapa pihak yang merasa bahwa Musk mendukung ideologi yang tidak sejalan dengan nilai-nilai inklusivitas.
Kontroversi lainnya muncul saat Musk terlibat dalam gerakan yang dianggap oleh sebagian orang sebagai penghormatan terhadap Nazi. Pada pelantikan Trump di Gedung Capitol, Musk terlihat melakukan gerakan yang dianggap mencurigakan oleh beberapa pihak sebagai simbol yang berhubungan dengan gerakan ekstrem.
Meski demikian, Musk dengan tegas menanggapi kritik tersebut dan menyebutnya sebagai gerakan kebencian yang dibungkus dengan tipuan. Ia mencoba menjelaskan bahwa gerakan tersebut tidak memiliki niat untuk menyuarakan ideologi negatif, meskipun banyak yang tetap meragukan niat sebenarnya.
Namun, kontroversi Musk tidak berhenti sampai di situ. Belum lama ini, ia kembali membuat heboh di media sosial, khususnya di platform X, dengan membagikan kata-kata yang bertema Nazi. Banyak yang menganggap tindakan tersebut sebagai langkah yang tidak sensitif, bahkan menganggapnya sebagai sebuah penghormatan terhadap ideologi berbahaya.
Hal ini memperburuk citra Musk di mata publik, yang sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah kontroversialnya. Tak hanya di X, Musk juga terlihat muncul dalam sebuah video yang diambil di sebuah rapat AfD di Halle, Jerman, yang semakin memperkuat dugaan bahwa ia memiliki keterkaitan erat dengan partai sayap kanan tersebut.
Dengan segala aktivitas politik dan dukungan kontroversial yang dilakukan Musk, tidak mengherankan jika banyak orang mulai bertanya-tanya tentang prioritasnya. Sebagai seorang pengusaha sukses dan inovator, Musk memiliki pengaruh yang sangat besar, tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga dalam politik.
Namun, dukungan terhadap partai-partai yang memegang pandangan ekstrem ini tentunya menimbulkan ketegangan, baik di kalangan publik maupun di kalangan para investor yang mengharapkan kepemimpinan yang lebih fokus dan produktif.
Bagi para pemegang saham Tesla, perhatian terhadap kebijakan politik Musk menjadi penting karena banyak yang merasa khawatir jika hal ini akan mengganggu jalannya perusahaan. Sebagai CEO, tugas Musk adalah memastikan pertumbuhan Tesla yang berkelanjutan, inovasi dalam industri mobil listrik, serta pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Namun, jika ia terlalu terlibat dalam kegiatan politik yang kontroversial, banyak yang khawatir bahwa perhatian Musk terhadap Tesla akan terpecah, yang berpotensi berdampak negatif pada kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pertanyaan tentang pembagian waktu dan prioritas Musk semakin mencuat, menciptakan ketidakpastian di kalangan investor.
Namun, meskipun banyak yang mempertanyakan fokus Musk terhadap Tesla, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap langkah politik yang diambil Musk juga merupakan bagian dari peranannya sebagai figur publik yang tak takut mengungkapkan pendapat. Musk memang dikenal sebagai seseorang yang tidak ragu mengemukakan pandangannya, meskipun seringkali pandangan tersebut kontroversial dan memicu perdebatan.
Di tengah semua kritik dan kontroversi ini, Musk tetap mempertahankan sikapnya. Ia menegaskan bahwa dukungannya terhadap Trump dan partai-partai politik lainnya adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan haknya untuk mendukung pemimpin yang ia anggap sejalan dengan visinya. Namun, bagi banyak orang, hal ini tetap menjadi teka-teki, apakah perhatian Musk terhadap politik akan mempengaruhi masa depan Tesla dan perusahaan-perusahaan lainnya yang ia pimpin.