Elon Musk: Amerika Serikat Berpotensi Terjebak dalam "Perbudakan Utang"

Tanggal: 30 Jun 2025 13:39 wib.
Miliarder dan pengusaha inovatif, Elon Musk, baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius mengenai situasi keuangan Amerika Serikat. Dia menegaskan bahwa negara tersebut bisa terpuruk dalam apa yang dia sebut sebagai "perbudakan utang" sebagai akibat dari rancangan undang-undang (RUU) pengeluaran dan perpajakan yang diusulkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Pada bulan Mei, Dewan Perwakilan Rakyat AS berhasil meloloskan RUU yang telah mendapat julukan "One Big Beautiful Bill" oleh Trump sendiri. Menurut analisis yang dipublikasikan oleh Kantor Anggaran Kongres, RUU itu sebenarnya mengurangi pengeluaran federal, tetapi pada saat yang sama, memberikan pemotongan pajak secara besar-besaran. Ironisnya, langkah tersebut diperkirakan justru akan meningkatkan defisit anggaran dan menambah beban utang nasional yang sudah cukup besar.

Dengan tegas, Musk menyatakan, "RUU ini akan meningkatkan plafon utang sebesar lima triliun dolar AS, yang merupakan kenaikan terbesar yang pernah ada dalam sejarah, dan secara nyata menempatkan Amerika di jalur yang cepat menuju perbudakan hutang!" Ungkapan ini ditulisnya di platform media sosial X, menunjukkan kekhawatirannya yang mendalam terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan ini.

Selama beberapa kesempatan, Musk tidak ragu untuk mengkritik RUU tersebut. Sebelumnya dia juga menyuarakan pendapatnya bahwa kebijakan ini bisa membuat defisit anggaran AS membengkak hingga mencapai angka yang fantastis, yaitu 2,5 triliun dolar, setara dengan sekitar Rp40.449 triliun. Tidak hanya itu, ia memperingatkan bahwa para warga Amerika akan mendapatkan beban utang yang sulit untuk mereka tanggung.

Para analis ekonomi memperkirakan bahwa Amerika Serikat dapat menghadapi risiko gagal bayar secepatnya pada bulan Agustus mendatang, apabila kedua partai utama, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat, tidak segera mencapai kesepakatan mengenai peningkatan plafon utang ini. Pertarungan politik terkait isu plafon utang ini telah memicu ketegangan dan tarik-menarik yang cukup sengit antara kedua belah pihak selama beberapa tahun terakhir, menciptakan suasana ketidakpastian di lingkungan ekonomi domestik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved