Sumber foto: google

El Nino Menjelang Berakhir, Berdampak pada Kondisi Iklim Indonesia

Tanggal: 16 Mei 2024 05:29 wib.
Anomali iklim yang memicu kekeringan di Indonesia, El Nino, nampaknya akan segera berakhir meskipun nilai terkininya sudah mencapai fase netral. Lembaga kelautan dan atmosfer AS (NOAA) dalam laporan terbarunya "ENSO: Recent Evolution, Current Status and Predictions" yang diperbarui pada 13 Mei mengungkapkan bahwa El Nino sedang bertransisi menuju netral-ENSO.

ENSO, singkatan dari El Nino-Southern Oscillation, merupakan pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur. El Nino dianggap terjadi jika suhu laut lebih besar atau sama dengan +0,5 derajat Celsius, sementara La Nina terjadi jika suhu laut kurang dari atau sama dengan -0,5 derajat Celsius. Di antara kedua nilai tersebut, ENSO berada dalam fase netral.

NOAA menegaskan bahwa netralnya El Nino terungkap dari angka-angka hasil deteksi di beberapa area pengukuran. Dalam hal ini, suhu Nino 3.4, yang terletak di pusat Pasifik tropis dan garis tanggal internasional, dijadikan sebagai ukuran utama untuk memantau, menilai, dan memprediksi ENSO. Menurut NOAA, peralihan dari El Nino ke netral-ENSO kemungkinan besar akan terjadi pada bulan depan, yakni Juni.

Setelah mencapai fase netral, ENSO dapat berkembang menjadi La Nina, yang diperkirakan dapat memicu peningkatan curah hujan di Indonesia. NOAA menyebutkan bahwa potensi La Nina dapat muncul pada Juni-Agustus 2024 (peluang 49 persen) atau Juli-September (peluang 69 persen).

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Ikhtisar Cuaca per 13 Mei, mencatat bahwa Indeks NINO 3.4 masih bernilai +0.70, dan ditetapkan sebagai El Nino Lemah.

Meskipun demikian, mengapa tidak langsung menyatakan bahwa El Nino telah berakhir?

NOAA menjelaskan bahwa status terkait ENSO memiliki periode minimalnya. Berdasarkan standar sejarahnya, ENSO dianggap telah mencapai fase El Nino atau La Nina apabila ambang batas suhu permukaan laut ini tercapai dalam kurun waktu minimal 5 kali berturut-turut dalam periode 3 bulanan.

Dalam konteks Indonesia, kondisi iklim yang dipicu oleh perubahan fase ENSO memiliki dampak signifikan. Perubahan dari El Nino ke netral-ENSO dan kemungkinan munculnya La Nina dapat memberikan gambaran tentang persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi cuaca dan iklim di masa mendatang. Sebagai negara agraris, Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi iklim, karena hal ini berdampak langsung pada sektor pertanian, ketersediaan air, serta kestabilan sosial ekonomi masyarakat.

Pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan terkait harus memperhatikan informasi terbaru terkait perkembangan ENSO ini, dan bersiap melakukan langkah-langkah mitigasi terkait potensi perubahan pola hujan dan suhu yang dapat mempengaruhi sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah.

Dengan demikian, pemantauan menyeluruh terhadap perubahan iklim dan ketersediaan sumber daya alam menjadi kunci untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat perubahan fase ENSO. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana menghadapi perubahan iklim juga sangat penting agar mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dan lingkungannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved