Sumber foto: google

Donald Trump: Putin Tidak Akan Invasi Ukraina Jika Saya Presiden AS

Tanggal: 1 Jul 2024 07:13 wib.
Eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa Rusia tidak akan memulai invasi ke Ukraina jika dirinya masih menjabat sebagai presiden. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Trump dalam debat pilpres AS 2024 pada Kamis (27/6) malam waktu AS, di mana ia kembali mencalonkan diri setelah kalah dari Joe Biden pada pilpres AS 2020.

Trump meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menghormatinya karena kebijakan dan tindak tanduknya sebagai pemimpin Amerika Serikat, termasuk dalam penanganan masalah Afghanistan. Menurutnya, hal ini menjadi alasan kuat bagi Putin untuk tidak menginvasi Ukraina jika Trump masih menjabat sebagai presiden.

Dalam debat yang diselenggarakan di CNN Atlanta, Trump menyampaikan pendapatnya dengan tegas, "Para veteran dan tentara kita tidak tahan dengan orang ini. Mereka tidak tahan dengannya, mereka pikir dia adalah panglima terburuk jika Anda memanggilnya begitu." Trump meyakini bahwa para veteran dan tentara Amerika lebih menyukainya daripada kandidat lain, yang dapat menjadi faktor penting dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia.

Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa statusnya sebagai sosok yang dihormati oleh Putin akan menjadi penghalang bagi Rusia untuk melancarkan invasi ke Ukraina. Ia mengklaim bahwa informasi yang ada di Rusia dan Ukraina menyatakan bahwa jika terdapat seorang presiden AS yang dihormati oleh Putin, maka Rusia tidak akan menginvasi Ukraina.

Dalam konteks hubungan internasional antara Amerika Serikat dan Rusia, Trump menyoroti kebijakan pemerintahan Joe Biden dalam menangani situasi di Afghanistan. Menurutnya, kegagalan Biden dalam memilih komandan yang tepat telah menimbulkan banyak korban di pihak Amerika Serikat selama operasi di Afghanistan. Trump menambahkan, "Ketika Putin menyaksikan hal itu, dia melihat ketidakmampuannya (Biden) untuk memecat para jenderal itu seperti saya memecat jenderal."

Pernyataan Trump juga mengarah pada perbandingan pada masa kepemimpinannya dan pemerintahan Biden terkait situasi di Afghanistan. Pada akhir kepemimpinannya, Trump mengambil langkah untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan. Sedangkan pada masa pemerintahan Biden, terjadi serbuan Taliban yang mengakibatkan penarikan cepat warga Afghanistan dan warga asing.

Perbandingan ini menjadi penekanan Trump untuk menunjukkan bagaimana perubahan kebijakan pemerintahan Biden mempengaruhi pernyataan Putin dan upaya Rusia terkait Ukraina. Dia menegaskan bahwa keputusan-keputusan yang diambil pemerintahan Biden telah memberikan kepercayaan pada Putin, sehingga Rusia merasa mampu melancarkan invasi ke Ukraina.

Terkait keberlangsungan konflik di Ukraina, Trump juga menyoroti invasi Rusia yang terjadi sejak Februari 2020 dan dampak kemanusiaan yang ditimbulkan. Lebih dari 30 ribu warga sipil telah tewas atau terluka akibat konflik ini.

Debat capres AS 2024 antara Trump dan Biden menarik perhatian tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di mata dunia internasional. Elektabilitas kedua kandidat ini juga menjadi sorotan utama, mengingat pentingnya peran AS dalam geopolitik global.

Media berbasis di AS, CNN, yang menggelar debat capres ini memastikan acara ini berlangsung secara profesional. Dengan menjalin komunikasi dengan pihak terkait dan mengatur detail teknis debat, CNN bertanggung jawab dalam menyajikan debat yang informatif dan berlangsung dengan tertib.

Secara historis, debat capres AS biasanya dimulai pada September atau Oktober. Namun, debat antara Trump dan Biden pada tahun 2024 menjadi pengecualian dengan diselenggarakan pada Juni. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peristiwa ini dan minat publik yang besar terhadap pemilihan presiden.

Dalam konteks pembahasan ini, peran media dan survei dalam menjaga proses demokrasi AS menjadi krusial. Hasil survei elektabilitas Trump dan Biden memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan arah kampanye dan strategi politik kedua kandidat.

Debat ini juga menandai langkah awal dari proses pilpres AS 2024, yang akan menjadi momen penting dalam sejarah politik AS. Kedua kandidat harus mampu mengemukakan visi dan program kerja yang akan mereka jalankan, serta memperoleh dukungan publik yang signifikan.

Dengan perkembangan teknologi dan media yang semakin canggih, debat capres menjadi sarana vital bagi kedua kandidat untuk menyampaikan pesan dan ide-ide mereka kepada publik. Dalam situasi geopolitik global yang berubah-ubah, tidak hanya warga AS yang melihat debat ini, tetapi juga masyarakat internasional yang tertarik dengan arah kebijakan AS di masa depan.

Debat capres AS 2024 juga menjadi kesempatan bagi kedua kandidat untuk menunjukkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan mereka kepada publik. Debat tersebut tak hanya menjadi ajang untuk memaparkan visi dan program kerja, tetapi juga sebagai ujian dalam menghadapi tekanan dan kritik dari lawan politik dan publik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved