Eks Marinir yang Gabung Militer Rusia: TNI AL Angkat Bicara
Tanggal: 11 Mei 2025 08:44 wib.
Tampang.com | Baru-baru ini, jagat media sosial Indonesia dihebohkan oleh sebuah unggahan yang viral dari akun TikTok @/zstorm689. Dalam video tersebut, pengguna itu mengklaim sebagai mantan prajurit Marinir TNI AL yang kini bergabung dalam operasi militer Rusia. Ia mengunggah dua foto: satu foto menunjukkan dirinya mengenakan seragam tentara Rusia dan foto lainnya menunjukkan dirinya dalam seragam TNI AL dengan baret ungu. Konten ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari pihak TNI AL sendiri.
Melalui juru bicaranya, TNI AL I Made Wira Hady mengonfirmasi bahwa pria tersebut memang adalah mantan anggota TNI AL. Menurutnya, informasi terkait status pria tersebut telah terverifikasi dan pihaknya tidak menutup mata terhadap situasi ini. Keterlibatan mantan prajurit dalam konflik militer asing, seperti yang terjadi di Rusia, merupakan isu yang cukup sensitif dan menarik perhatian publik.
"Serda Satria Arta Kumbara NRP 111026 mantan anggota Itkormar (Inspektorat Korps Marinir). Desersi terhitung mulai tanggal 13 Juni 2022 sampai sekarang," kata Wira, Jumat (9/5/2025). Wira menyampaikan, Satria dipecat dari dinas keprajuritan karena desersi atau meninggalkan tugas tanpa izin. Satria sudah desersi sejak 13 Juni 2022 hingga sekarang. Kadispenal menjelaskan, Pengadilan Militer II-8 Jakarta juga telah menjatuhi putusan in absentia berupa hukuman pidana satu tahun penjara dengan pidana tambahan dipecat kepada Satria.
Operasi militer Rusia yang diikuti oleh pria tersebut tentu menarik perhatian, terutama karena dalam beberapa tahun terakhir hubungan Rusia dengan negara-negara Barat mengalami ketegangan, yang bisa berujung pada konflik berskala besar. Dalam situasi ini, kehadiran mantan prajurit yang berpindah haluan menjadi bagian dari pasukan asing menimbulkan tanda tanya tentang motivasi dan konsekuensinya. Mengingat bahwa setiap negara memiliki kebijakan yang ketat mengenai ketenangan dan loyalitas terhadap negara, pengunduran diri yang diambil oleh mantan prajurit TNI AL ini tentu tidak lepas dari banyak spekulasi.
Seperti yang kita ketahui, TNI AL memiliki sejarah panjang dalam menciptakan prajurit-prajurit yang terlatih dan disiplin. Pelatihan yang ketat dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan adalah hal yang selalu ditekankan di setiap level pendidikan militer. Namun, situasi di lapangan terkadang bisa membawa individu kepada keputusan yang mengejutkan. Keputusan pria tersebut untuk bergabung dengan militer Rusia memperlihatkan betapa kompleksnya keputusan yang diambil oleh individu yang pernah mengabdi di institusi kebanggaan negara.
Dari segi hukum, peralihan status seorang mantan prajurit TNI AL yang bergabung dengan tentara asing menjadi pertanyaan tersendiri. Di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai larangan pegawai negeri sipil dan prajurit TNI untuk bergabung dengan tentara asing tanpa izin. Meskipun pria itu sudah bukan lagi prajurit aktif, tindakan tersebut tetap menuai konsekuensi hukum yang cukup serius.
Dalam konteks ini, pusat perhatian tentunya tidak hanya terarah pada sosok pria tersebut, tetapi juga pada dampak yang mungkin ditimbulkan bagi TNI AL sebagai institusi. TNI AL tentunya harus mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi stigma yang muncul akibat berita ini, serta meningkatkan komunikasi dan sosialisasi terkait esensi loyalitas yang diharapkan dari setiap anggotanya.