Efek Negatif Tarif AS Terhadap Ekonomi Amerika Tengah

Tanggal: 2 Jul 2025 12:09 wib.
Tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor dari negara-negara Amerika Tengah telah menjadi sorotan serius bagi para ekonom, termasuk Oscar Cabrera, presiden dari lembaga Foundation for the Development of Central America. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya tidak rasional, tetapi juga berpotensi merusak perekonomian di kawasan yang sudah rentan ini. Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, ia menekankan perlunya negara-negara di wilayah itu untuk mulai mengurangi ketergantungan mereka pada pasar Amerika Serikat.

Cabrera meramalkan bahwa ekspor dalam kawasan ini mungkin akan mengalami penurunan sebesar 1-2 persen, dengan dampak terbesar dirasakan oleh sektor pertanian dan tekstil. Kedua sektor ini merupakan fondasi utama perdagangan lokal dengan AS. Ia mencatat bahwa El Salvador, sebagai salah satu negara di kawasan tersebut, bisa menghadapi kerugian yang signifikan, diperkirakan hingga 100 juta dolar AS pada tahun ini. Dengan kurs yang berada di angka 1 dolar AS setara dengan Rp16.233, dampak dari kerugian tersebut tentu sangat terasa bagi masyarakat.

Lebih lanjut, Cabrera memperingatkan bahwa dampak dari tarif ini dapat berujung pada kenaikan harga barang-barang konsumen, terutama untuk produk-produk impor seperti makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehari-hari. Kenaikan harga ini diperkirakan akan membebani anggaran rumah tangga dan berkontribusi terhadap peningkatan tingkat inflasi, yang sudah menjadi isu penting di banyak negara Amerika Tengah.

Dia juga menyerukan agar negara-negara di Amerika Tengah mengambil langkah strategis untuk mendiversifikasi pasar perdagangan mereka, sehingga tidak lagi bergantung secara berlebihan pada AS. Menurutnya, dua tantangan utama yang dihadapi kawasan ini adalah bagaimana menanggapi guncangan perdagangan yang tengah berlangsung dan bagaimana mengalihkan pola ekonomi mereka ke arah yang lebih berkelanjutan untuk masa depan.

"Kita perlu merumuskan kebijakan industri yang berorientasi jangka panjang, fokus pada peningkatan produktivitas dan inovasi, serta mengarahkan diri menjauh dari sektor pertanian dengan nilai tambah yang rendah," ungkap Cabrera. Hal ini menyiratkan bahwa negara-negara di Amerika Tengah harus mulai berpikir jangka panjang dan merencanakan pergeseran cara berbisnis guna memastikan ketahanan ekonomi mereka di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved