Durasi Puasa di Berbagai Negara: Dari 1 Jam hingga 17,5 Jam, Mana yang Paling Ekstrem?
Tanggal: 11 Mar 2025 19:46 wib.
Pada Selasa, 19 Maret 2024, warga di Wihara Dharma Sakti, Petak Sembilan, Jakarta, berkumpul dengan penuh semangat untuk berbuka puasa. Namun, peristiwa ini menjadi sorotan bukan hanya karena tradisi berbuka puasa yang dilaksanakan, melainkan juga terkait dengan durasi puasa yang bervariasi di berbagai belahan dunia. Meski beribadah puasa adalah aktivitas yang sama bagi umat Muslim, lama waktu puasa di setiap negara dapat bervariasi tergantung pada posisi geografis dan waktu terbit serta terbenamnya matahari.
Sebagai contoh, negara-negara yang terletak lebih dekat dengan Kutub Utara, seperti Finlandia, dapat mengalami waktu siang sepanjang 17,5 jam pada bulan Ramadan. Hal ini menjadikan Helsinki, ibu kota Finlandia, sebagai salah satu kota dengan durasi puasa terlama di dunia. Fenomena ini dipengaruhi oleh posisi matahari yang tinggi di langit selama musim panas, sementara di musim dingin, matahari tampak tidak pernah terbit.
Sebaliknya, di belahan bumi selatan, seperti Brasil, Zimbabwe, dan Pakistan, durasi puasa biasanya berkisar antara 12 hingga 13 jam. Kota Cape Town di Afrika Selatan mencatat waktu puasa yang lebih singkat, yaitu antara 11 hingga 12 jam. Pada umumnya, semakin dekat suatu negara dengan garis khatulistiwa, semakin pendek durasi puasa yang dijalani.
Fenomena unik yang dialami oleh umat Muslim di Murmansk, Rusia, patut dicermati. Kota ini terletak sangat dekat dengan Kutub Utara dan mengalami fenomena malam kutub, di mana matahari tidak terbit selama sebulan penuh saat musim dingin. Ketika bulan Desember tiba, selisih waktu antara salat Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit. Hal ini berujung pada kondisi di mana setelah waktu Asar, cepat pula waktu Magrib tiba, sehingga umat Muslim di Murmansk dapat berpuasa selama satu jam saja.
Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, membagikan pengalamannya ketika mengikuti puasa di Murmansk yang hanya berlangsung satu jam. Melalui akun Instagramnya, ia menunjukkan betapa cepatnya waktu salat Subuh, Magrib, dan Isya di kota tersebut. Pengalaman ini menjadi bukti menarik betapa beragamnya pengalaman puasa di dunia ini.
Untuk tahun ini, umat Muslim di Murmansk mengikuti jadwal puasa yang lebih sesuai dengan kebanyakan negara, yaitu selama 12 hingga 13 jam. Dalam kasus lain, para Muslim yang berada di Antartika, dimana tidak terdapat populasi tetap, juga mengalami kondisi ekstrem dalam durasi puasa. Selama musim panas, matahari bisa bersinar terus selama 24 jam, sedangkan di musim dingin, matahari sama sekali tidak terbit. Dalam keadaan seperti ini, para Muslim yang ada di Antartika dapat menyesuaikan waktu puasa mereka dengan mengikuti waktu dari negara asal atau negara terdekat yang memiliki durasi siang dan malam yang lebih seimbang.
Berikut adalah daftar kota di dunia yang memiliki durasi puasa terlama:
1. Helsinki, Finlandia - 17,5 Jam
2. Nuuk, Greenland - 17 Jam
3. Glasgow, Skotlandia - 16,5 Jam
4. Ottawa, Kanada - 16,5 Jam
5. Zurich, Swiss - 16,5 Jam
6. Roma, Italia - 16,5 Jam
7. Madrid, Spanyol - 16 Jam
8. London, Inggris - 16 Jam
9. Paris, Prancis - 15,5 Jam
10. Reykjavik, Islandia - 15 Jam
Di sisi lain, terdapat pula kota-kota dengan durasi puasa terpendek, antara lain:
1. Christchurch, Selandia Baru - 11,5 Jam
2. Puerto Montt, Chile - 11,5 Jam
3. Karachi, Pakistan - 12 Jam
4. Buenos Aires, Argentina - 12 Jam
5. Cape Town, Afrika Selatan - 12,5 Jam
Fenomena durasi puasa yang berbeda-beda ini memunculkan pengalaman yang sangat unik bagi umat Muslim di seluruh dunia. Hal ini menjadi pengingat bahwa meskipun puasa adalah suatu kewajiban, konteks dan kondisi tempat tinggal kita dapat memberikan makna yang berbeda dalam menjalani ibadah ini. Beragamnya waktu puasa ini mencerminkan keragaman budaya dan lingkungan yang ada di dunia, menjadikan setiap wilayah memiliki cara tersendiri dalam menjalankan ibadah yang penuh makna ini.