Donald Trump Mendorong Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran
Tanggal: 7 Okt 2024 05:19 wib.
Calon Presiden AS Donald Trump telah membuat pernyataan mengejutkan dengan menekankan bahwa Israel harus melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai tanggapan terhadap serangan rudal yang dilakukan oleh Teheran beberapa waktu yang lalu. Pernyataan tersebut diungkapkan dalam sebuah acara kampanye di North Carolina pada hari Jumat. Trump, yang dikenal karena sikap kerasnya terhadap Iran, secara terbuka tidak setuju dengan pendekatan Presiden AS Joe Biden yang sebelumnya menolak mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Iran baru-baru ini menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai reaksi atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang keduanya memiliki hubungan dekat dengan Teheran. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang warga Palestina di Tepi Barat, sementara beberapa proyektil menghantam pangkalan udara Israel. Serangan tersebut terjadi setelah Israel melancarkan apa yang disebutnya sebagai "operasi darat terbatas" di Lebanon selatan yang ditujukan kepada Hizbullah.
Trump mempertanyakan sikap Biden terkait Iran. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan, "Mereka bertanya kepadanya, bagaimana pendapat Anda tentang Iran, apakah Anda akan menyerang Iran? Dan dia menjawab, 'Selama mereka tidak menyerang nuklir. Itu adalah hal yang ingin Anda serang, bukan? Maksud saya, itu adalah risiko terbesar yang kita miliki, senjata nuklir.'"
Menurut Trump, jawaban yang seharusnya diberikan oleh Biden adalah untuk menyerang nuklir terlebih dahulu, dan memikirkan konsekuensinya belakangan. Sebagai presiden, Trump dikenal sebagai tokoh yang memimpin penarikan AS pada tahun 2018 dari perjanjian nuklir dengan Iran. Pandangannya pada saat itu adalah bahwa kesepakatan tersebut tidak mampu secara signifikan mencegah Teheran untuk memperoleh senjata nuklir secara permanen.
Pasca serangan rudal Iran ke Israel, laporan dari Axios menyebutkan bahwa Yerusalem Barat sedang mempertimbangkan "pembalasan yang signifikan" atas serangan tersebut, dengan segala opsi termasuk serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran. Adapun target potensial lainnya mencakup anjungan gas dan minyak serta sistem pertahanan udara, bahkan pembunuhan yang ditargetkan juga masuk dalam pertimbangan.
Di sisi lain, Iran telah mengirim peringatan kepada AS terkait kemungkinan serangan dari Israel, dengan ancaman akan merespons dengan "respon yang tidak konvensional." Semakin meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat Presiden Biden semakin frustrasi dengan perilaku Israel, termasuk serangan terbaru terhadap Hizbullah dan perang di Gaza. Gedung Putih mengindikasikan bahwa mereka mungkin tidak dapat mencegah Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran.
Mengingat kondisi geopolitik yang semakin tegang di Timur Tengah, upaya diplomasi sangat diperlukan untuk meredakan ketegangan antara Israel, Iran, dan AS. Pelibatan aktif dari negara-negara lainnya di kawasan Timur Tengah, seperti Uni Eropa atau negara-negara Arab, dapat menjadi solusi yang efektif untuk mencari jalan keluar dari konflik ini. Dalam hal ini, keterlibatan AS sebagai mediator juga sangat diperlukan untuk menciptakan kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
Dengan berbagai potensi konflik yang dapat terjadi, stadium diplomasi dan negosiasi harus diutamakan sebagai langkah awal dalam memecahkan masalah ini. Kesadaran akan pentingnya dialog dan diplomasi merupakan kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah yang rawan konflik seperti Timur Tengah. Mencari jalan keluar dari situasi yang tegang adalah tugas bersama bagi komunitas internasional, termasuk AS, Israel, danIran.