Donald Trump Melontarkan Janji Perang yang Membuat Dunia Terkejut
Tanggal: 20 Jul 2024 06:37 wib.
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, membuat keriuhan Kamis waktu Amerika Serikat (AS). Dalam kampanye terbaru di depan pendukungnya, ia berjanji akan mengakhiri berbagai konflik internasional yang berlangsung saat ini, seperti perang Rusia-Ukraina hingga serangan Israel di Gaza. Trump juga berjanji akan mengembalikan kedudukan Amerika di panggung dunia. Janji-janji ini disampaikan Trump dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee.
"Perang kini berkecamuk di Eropa dan Timur Tengah, dan momok konflik yang semakin besar membayangi Taiwan, Korea, Filipina, dan seluruh Asia. Pemerintahan ini tidak dapat menyelesaikan masalah," kata Trump, merujuk pada pemerintahan petahana Joe Biden, seperti dikutip AFP pada Jumat (19/7/2024).
Menurut Trump, rencana penyelesaian konflik internasional ini akan membawa rahmat Tuhan kepada dunia. Ia menegaskan komitmennya untuk memulihkan perdamaian, stabilitas, dan harmoni di seluruh dunia. Trump menekankan bahwa AS akan mendapatkan kembali penghormatan dan kekuatan di mata negara-negara lain.
Ia pun menyebut bahwa dirinya mampu "menghentikan perang hanya dengan panggilan telepon". Menurutnya, di bawah kepemimpinan dirinya, AS akan kembali dihormati dan kekuatan negara tersebut tidak akan dipertanyakan oleh negara lain. Pernyataan Trump ini menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat internasional, dan menjadi topik pembicaraan yang hangat dalam forum-forum politik global.
Trump juga kembali menceritakan upaya pembunuhan yang hampir membunuhnya. Sebelumnya, dirinya menghadapi percobaan pembunuhan pada Sabtu 13 Juli. "Saya tidak seharusnya berada di sini malam ini," kata Trump dengan wajah muram, dengan perban menutupi telinga kanannya, seperti dikutip CNBC International. "Seperti yang sudah Anda ketahui, peluru pembunuh itu hampir merenggut nyawa saya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Trump juga menyinggung mengenai perlindungan Tuhan yang diyakininya membantu dalam menghadapi ancaman pembunuhan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kehadiran Tuhan dalam hidupnya membuatnya merasa aman, dan bahwa kejadian tersebut merupakan bukti nyata dari rahmat Tuhan yang mahakuasa.
Dalam pidatonya, Trump mengindikasikan bahwa Tuhan merupakan 'senjata' pamungkasnya, yang melindunginya serta dapat membuatnya memenangkan pemilu mendatang. "Darah mengalir di mana-mana, namun, dalam beberapa hal saya merasa sangat aman, karena Tuhan ada di pihak saya," kata Trump, menambahkan bahwa pasukan pengamanan Secret Service-nya menyerbu panggung dan melindunginya.
Trump berusaha merayu para pemilih dengan narasi tentang keajaiban Tuhan yang menyelamatkan nyawanya. Strategi ini diharapkan dapat menarik simpati dari para pemilih yang religius, serta menciptakan citra bahwa dirinya dipenuhi rahmat Tuhan, sehingga didukung untuk memimpin Amerika Serikat.
Dalam konteks politik global, pidato Trump ini memicu spekulasi dan perdebatan mengenai apakah retorika kerasnya akan mampu membawa perubahan nyata dalam perdamaian dunia, atau justru akan memicu konflik yang lebih besar. Pendukung Trump memandangnya sebagai tokoh yang dapat mengembalikan kejayaan Amerika Serikat di mata dunia, sementara kritikus menyoroti retorika yang terkesan provokatif dan bersifat unilateral.
Seiring dengan peningkatan ketegangan dalam hubungan internasional, baik yang melibatkan Amerika Serikat maupun konflik di berbagai belahan dunia, janji-janji Trump yang mengklaim mampu mengakhiri perang dan memulihkan perdamaian dunia menjadi pusat perhatian. Kritikus menilai bahwa janji-janji tersebut terlalu melebih-lebihkan, dan mengingat peran pentingnya dalam politik global, retorika tersebut dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri AS di masa mendatang.
Sementara bagi para pendukungnya, pidato Trump di Konvensi Nasional Partai Republik dianggap sebagai bukti nyata bahwa dirinya mampu membawa perubahan besar dalam arah politik dan kebijakan luar negeri AS. Dukungan terhadap Trump dipandang sebagai upaya untuk mengembalikan kekuatan AS di panggung dunia, yang dianggap telah terkikis selama ini.
Namun demikian, pernyataan Trump ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara lain, terutama terkait dengan kecenderungan AS untuk campur tangan dalam konflik internasional. Dalam mengoptimalkan kekuatan negaranya, Trump dianggap perlu memperhatikan hubungan dengan negara-negara lain, sehingga tidak menimbulkan konflik yang lebih besar atau justru memicu ketegangan yang lebih sulit diatasi di masa depan.
Meskipun pidato Trump di Konvensi Nasional Partai Republik menjadi sorotan di arena politik global, masih terdapat skeptisisme di kalangan masyarakat internasional terhadap klaimnya yang berani dan janji-janji yang terlalu muluk. Peran Amerika Serikat dalam menyelesaikan konflik internasional memang menjadi harapan banyak pihak, namun perlu dilakukan langkah-langkah konkret dan komprehensif untuk mencapai perdamaian sejati dan stabilitas global.