Donald Trump Janji Usir Demonstran Pro-Palestina Jika Terpilih Jadi Presiden AS di Pilpres 2024
Tanggal: 31 Mei 2024 13:28 wib.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali memberikan keterangan yang kontroversial. Kali ini dia berjanji akan mengusir seluruh demonstran pro-Palestina yang belakangan ramai bersuara di kampus-kampus perguruan tinggi Negeri Paman Sam tersebut jika terpilih kembali menjadi Presiden AS melansir dari laporan Aljazeera.
Ucapan Trump dikutip dari para donor yang menghadiri acara pertemuan dengan sponsor kampanye Presiden Trump pada 14 Mei lalu. Trump dilaporkan menganggap para pengunjuk rasa pro-Palestina sebagai agen dari "revolusi radikal" yang secara pribadi ingin dia kalahkan. Ia menyatakan hal itu setelah salah seorang penonton di acara tersebut mengatakan kepada mantan presiden Partai Republik itu bahwa suatu hari, para mahasiswa dan profesor universitas yang aksinya dihentikan itu mungkin akan berada dalam pemerintahannya sendiri.
Trump kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kepolisian New York yang telah menindak aksi tersebut, dan mendesak lembaga penegak hukum di kota-kota lain di AS untuk mengikuti jejak aparat New York, tambah surat kabar itu. Sejumlah demonstrasi pro-Palestina telah mengguncang kampus-kampus di seluruh AS dalam beberapa pekan terakhir ketika para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya dukungan militer, finansial, dan diplomatik AS terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 36.000 warga Palestina.
Mahasiswa juga menyerukan kepada universitas-universitas mereka untuk mengutuk kampanye militer Israel di Gaza serta melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel. Mahasiswa menginginkan pula agar berbagai universitas menghentikan program studi di luar negeri di universitas-universitas Israel.
Janji Trump untuk mengusir demonstran pro-Palestina ini tentu saja telah menarik perhatian banyak pihak, baik di dalam maupun di luar AS. Para pendukungnya melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara, sementara para kritikusnya mengecamnya sebagai tindakan represif yang melanggar hak-hak asasi manusia.
Reaksi terhadap pernyataan ini juga telah muncul di kalangan politisi AS. Beberapa dari mereka mendukung pernyataan tersebut, sementara yang lain mengecamnya sebagai ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berkumpul. Debat mengenai batasan kebebasan berpendapat dan berkumpul kembali menjadi sorotan, dan seluruh negara terpecah antara pendukung Trump yang setia dan mereka yang menentangnya.
Kontroversi ini juga memberikan pukulan bagi hubungan AS dengan negara-negara di Timur Tengah, khususnya dengan Palestina dan pendukungnya. Pernyataan Trump dapat memperburuk hubungan AS dengan negara-negara di kawasan tersebut dan semakin memperkeruh situasi geopolitik di sana.
Dengan kata lain, pernyataan Trump tentang usiran demonstran pro-Palestina jika dia terpilih kembali sebagai presiden AS pada pilpres 2024 telah menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat, politisi, dan hubungan internasional. Bagi para pendukungnya, pernyataan tersebut dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara, sementara bagi para kritikusnya, hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berkumpul.
Kontroversi ini tentu saja akan menjadi salah satu topik utama selama kampanye pemilihan presiden 2024 dan akan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap Trump dan pasangannya. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa pernyataan tersebut telah menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi salah satu topik sensitif yang dapat memecah belah masyarakat, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia.