Dinas Sosial DKI Jakarta Antisipasi Pengemis dan Gelandangan Musiman Menjelang Bulan Ramadhan

Tanggal: 16 Mei 2018 16:43 wib.
Dinas Sosial DKI Jakarta akan melibatkan pengurus masjid untuk menghalau pengemis dan gelandangan musiman yang biasanya menyerbu Jakarta tiap menjelang Ramadan.

Kepala Dinas Sosial, Masrokhan, mengatakan kerja sama itu dibutuhkan karena ada kemungkinan pengemis musiman beroperasi di masjid-masjid.

Masrokha mengatakan, akan diantisipasi pengemis yang berpura-pura menjadi musafir selama bulan puasa. Biasanya mereka mengenakan berbapaian rapi, dan berhari-hari menginap di masjib.

 “Tapi ujung-ujungnya minta sedekah,” kata Masrokhan di kantornya, Jumat, (11/5/2018)

Masrokhan meminta pengurus masjid segera melapor ke Dinas Sosial jika menemukan orang perilaku seperti itu. Selanjutnya Dinas Sosial akan menghalau pengemis musiman tersebut atau pun mengembalikannya ke daerah asal.

Selain di tempat ibadah seperti masjid, Masrokhan mengatakan pengemis musiman ini juga biasnaya meminta-minta di tempat ramai seperti jembatan penyeberangan dan pasar tradisional, bahkan di tempat pemakaman umum.

Tahun ini, Dinas Sosial memetakan 284 lokasi di Ibu Kota yang rawan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Lokasi rawan itu menyebar di Jakarta Pusat sebanyak 34 titik, Jakarta Utara 63 titik, Jakarta Barat  57 titik, Jakarta Selatan 83 titik, dan Jakarta Timur 39 titik.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial, Chaidir, menambahkan, kawasan di Ibu Kota yang menjadi tempat tujuan para pengemis dadakan adalah pusat keramaian seperti Pasar Tanah Abang dan Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Lokasi rawan PMKS tahun ini diperkirakan naik dari tahun lalu, sebanyak 276 titik. Selama Ramadan tahun lalu, Dinas menjaring 159 gelandangan, 84 pengemis, 135 pengamen  jalanan, dan 77 orang telantar. 

Pengemis dan gelandangan musiman, menurut Masrokhan, umumnya berasal dari kota penyangga Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Ada juga yang berasal dari kota-kota di Jawa Tengah, seperti Brebes dan Tegal.

Menurut Masrokhan, ada kemungkinan pengemis dan gelandangan musiman dimobilisasi pihak tertentu. Dinas juga menengarai ada pengemis dan gelandangan yang sengaja “menyewa” bayi atau anak-anak untuk mendapat simpati penderma.

 “Kalau terbukti ada praktik human trafficking, kami akan melibatkan kepolisian,” ujarnya.

Kepala Bidang Penegakan dan Penindakan Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Budhy Novian, mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menghalau pengemis dan gelandangan dadakan selama Ramadan itu.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved