Sumber foto: website

Diminati Trump, Greenland Umumkan Keinginan untuk Merdeka dari Denmark

Tanggal: 4 Jan 2025 14:36 wib.
Tampang.com | Perdana Menteri Greenland, Mute Egede, baru-baru ini kembali mengungkapkan keinginan Greenland untuk merdeka dari Denmark. Hal ini didasari oleh minat Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membeli pulau Arktik tersebut.

Dalam pidato Tahun Barunya, Egede menekankan perlunya "menyingkirkan hambatan kerja sama – yang dapat kita gambarkan sebagai belenggu era kolonial – dan terus maju," yang menandakan potensi referendum kemerdekaan.

Ia juga menyatakan bahwa "kerja sama kita dengan negara lain dan hubungan perdagangan kita tidak dapat terus berlangsung hanya melalui Denmark," yang menandakan langkah awal untuk menciptakan kerangka kerja bagi Greenland sebagai negara merdeka.

Saat ini, Greenland merupakan wilayah otonom di dalam Kerajaan Denmark, dengan Kopenhagen mengawasi kebijakan luar negeri dan pertahanan pulau tersebut. Meskipun Greenland memiliki hak hukum untuk mendeklarasikan kemerdekaan, masih ada kekhawatiran mengenai keberlanjutan ekonomi, karena pulau ini sangat bergantung pada penangkapan ikan dan hibah tahunan dari Denmark.

Survei-opini pada tahun 2016 menunjukkan bahwa 64% warga Greenland mendukung kemerdekaan penuh, namun survei tahun 2017 menunjukkan bahwa 78% warga menyatakan penolakan jika hal itu akan berdampak pada penurunan standar hidup.

Presiden terpilih AS Donald Trump telah beberapa kali menarik minatnya untuk membeli Greenland, dengan menyebut kemungkinan pembelian itu sebagai "transaksi real estat besar" yang dianggap penting untuk keamanan nasional dan kebebasan di seluruh dunia.

Namun, keinginan Trump itu telah disambut dengan penolakan tegas dari pejabat Greenland dan Denmark. Egede menegaskan, "Greenland adalah milik kita. Kita tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual." Hal ini juga ditegaskan oleh Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, yang menolak usulan tersebut dengan menekankan bahwa Greenland tidak dipasarkan.

Tak lama setelah posting Trump, Denmark telah mengumumkan rencana untuk memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut. Menteri Pertahanan, Troels Lund Poulsen, mengungkapkan rencana investasi lebih dari USD1,5 miliar untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di Greenland. Hal ini mencakup pengerahan kapal patroli, pesawat nirawak, dan personel tambahan ke Komando Arktik.

Pentingnya Greenland secara strategis juga semakin mendapat perhatian karena sumber daya alamnya yang melimpah dan lokasinya yang strategis di Kutub Utara, yang semakin mudah diakses karena perubahan iklim. Potensi Kutub Utara untuk ekstraksi sumber daya dan rute pelayaran baru telah menarik minat global, khususnya dari Rusia, China, dan Amerika Serikat.

Dengan momentum politik yang sedang berkembang, pemilihan umum legislatif mendatang di Greenland diharapkan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah masa depan pulau tersebut. Egede menegaskan bahwa langkah-langkah besar perlu diambil, dan periode pemilihan umum mendatang harus, bersama dengan warga negara, menciptakan langkah-langkah baru ini.

Kemungkinan kemerdekaan Greenland dari Denmark menjadi topik yang semakin menarik bagi dunia internasional. Selain berdampak pada dinamika geopolitik di kawasan Arktik, hal ini juga mencerminkan aspirasi masyarakat Greenland dalam menentukan masa depan mereka sendiri. Dengan minat Trump yang kebetulan memunculkan perbincangan tentang kemerdekaan Greenland, pendapat dan keputusan warga Greenland sendiri kemungkinan akan menjadi fokus perhatian global dalam waktu dekat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved