Di Jepang, Mengeluarkan Suara Saat Makan Ramen Dianggap Sopan

Tanggal: 10 Agu 2025 21:02 wib.
Di Jepang, salah satu kebiasaan yang mungkin mengejutkan bagi para wisatawan adalah cara makan ramen. Masyarakat Jepang memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana menikmati makanan, terutama ramen. Dalam budaya Jepang, mengeluarkan suara saat makan ramen dianggap sebagai hal yang sopan dan bahkan bisa dianggap sebagai pujian untuk hidangan yang disajikan. Artikel ini akan memberikan penjelasan mengenai kebiasaan ini, alasan di baliknya, dan penyebabnya yang mungkin tidak familiar bagi banyak orang.

Pertama-tama, mari kita jelaskan mengapa mengeluarkan suara saat makan ramen dianggap sopan. Dalam konteks budaya Jepang, suara yang dihasilkan saat menyuapkan ramen, seperti slurp atau suara seruput, bisa diartikan sebagai tanda bahwa seseorang benar-benar menikmati makanan tersebut. Ketika seseorang makan ramen dengan penuh semangat dan mengeluarkan suara, ini memberi isyarat kepada koki atau pemilik restoran bahwa hidangannya lezat. Bagi mereka, pujian yang disampaikan melalui suara adalah cara yang valid untuk menghargai kerja keras dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat ramen yang sempurna.

Selanjutnya, alasan di balik kebiasaan ini memang lebih kompleks dari sekadar memberikan pujian. Dalam tradisi Jepang, ada nilai-nilai yang mengedepankan kejujuran dan keterusterangan. Mengeluarkan suara saat makan ramen dianggap sebagai cara untuk menunjukkan ketulusan dan keautentikan dalam menikmati makanan. Ini juga menjadi bagian dari pengalaman sosial, di mana orang-orang berinteraksi satu sama lain dalam suasana yang lebih santai. Selain itu, suara-suara ini memberi nuansa yang lebih akrab dan menyenangkan saat berkumpul bersama keluarga atau teman-teman.

Penyebab mengapa kebiasaan ini begitu mendalam dalam budaya Jepang juga bisa terkait dengan cara memasak dan menghidangkan ramen itu sendiri. Ramen yang disajikan biasanya dalam keadaan panas, dan slurping membantu mendinginkan mie saat Anda mengonsumsinya. Ini adalah teknik yang berguna untuk menghindari risiko tersengat udara panas pada lidah.

Selain itu, ada aspek gastronomi yang tidak bisa diabaikan. Dalam banyak masakan Jepang, cara seseorang menyantap makanan dapat memengaruhi pengalaman rasa. Mengeluarkan suara saat menyuap ramen dianggap dapat meningkatkan sensasi citarasa, menjadikan rasa kuah lebih kaya dan mie lebih kenyal. Ini menciptakan pengalaman makan yang lebih memuaskan.

Bukan hanya itu, kebiasaan ini juga mencerminkan bagaimana orang-orang Jepang menjalin hubungan dengan makanan. Dalam budaya Jepang, makanan bukan sekadar bahan untuk diisi perut, tetapi juga bagian dari tradisi dan ritual. Proses makan dianggap sebagai sesuatu yang sakral, sehingga setiap elemen, dari cara menghidangkan hingga cara menyantap, memiliki makna tersendiri. Dengan mengeluarkan suara, seseorang menunjukkan respek dan penghargaan terhadap makanan serta proses yang terlibat di dalamnya.

Ketika seseorang bepergian ke Jepang dan menikmati ramen di restoran lokal, penting untuk memahami konteks ini. Kebiasaan mengeluarkan suara saat makan ramen adalah bagian dari pengalaman budaya yang kaya, dan dengan melakukannya, kita dapat menghormati kebiasaan serta tradisi yang telah ada selama berabad-abad. Sehingga, bagi lokal, kebiasaan ini bukan sekadar apa yang dilakukan saat makan, tetapi juga merupakan pernyataan budaya yang menggambarkan sikap terhadap makanan dan relasi sosial yang terjalin saat bersantap.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved