Desa di Italia Larang Warganya Jatuh Sakit: Realita Sistem Kesehatan yang Kacau
Tanggal: 11 Jan 2025 09:19 wib.
Tampang.com | Sebuah desa kecil di Italia, Belcastro, memiliki aturan yang tidak lazim. Pemerintah setempat melarang penduduknya untuk sakit. Ini merupakan larangan yang aneh, namun dilakukan dengan tujuan yang baik, yaitu untuk mengatasi masalah sistem perawatan kesehatan yang buruk di wilayah tersebut.
Menurut laporan dari BBC, Wali Kota Belcastro, Antonio Torchia, telah mengirimkan dekrit yang mewajibkan penduduknya untuk menghindari penyakit yang memerlukan bantuan medis darurat.
Desa Belcastro terletak di wilayah selatan Calabria, yang dikenal sebagai salah satu wilayah termiskin di Italia. Diperkirakan sekitar setengah dari 1.200 penduduk Belcastro berusia di atas 65 tahun, sementara fasilitas kesehatan terdekat berjarak lebih dari 45 km dari desa. Hal ini menjadi alasan utama mengapa aturan tersebut diberlakukan.
Klinik dokter panggilan desa hanya beroperasi tanpa jadwal tetap dan tidak memberikan layanan selama akhir pekan, hari libur, atau setelah jam kerja. Hal ini membuat penduduk desa kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis dalam situasi darurat. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran yang serius di kalangan warga.
Wali Kota Torchia menyatakan bahwa ia telah mengirim pemberitahuan mendesak kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan kekurangan sistem perawatan kesehatan di desa Belcastro.
Untuk mengurangi risiko keadaan darurat kesehatan, penduduk desa diperintahkan untuk menghindari perilaku yang dapat membahayakan, mengurangi kecelakaan, dan tidak terlalu sering meninggalkan rumah, bepergian, atau berolahraga. Mereka juga diminta untuk lebih banyak beristirahat.
Meskipun nampak aneh, larangan untuk sakit ini didorong oleh keadaan sistem kesehatan yang kacau di wilayah tersebut. Terdapat masalah besar dalam infrastruktur kesehatan, yang disebabkan oleh campur tangan politik dan mafia.
Komisaris yang ditunjuk pemerintah pusat menghadapi kesulitan dalam mengatasi tingginya tingkat hutang yang dihadapi oleh rumah sakit di wilayah tersebut.
Hal ini mengakibatkan kekurangan tenaga medis, tempat tidur yang tidak mencukupi, dan daftar tunggu yang panjang. Pada tahun 2022, Kuba bahkan mengumumkan rencana pengiriman 497 dokter ke wilayah Italia selama tiga tahun untuk membantu mengatasi masalah tersebut.