Delapan WNI Relawan MER-C Terjebak di Gaza Imbas Serangan Israel ke Rafah
Tanggal: 29 Mei 2024 21:27 wib.
Delapan relawan Warga Negara Indonesia (WNI) dari organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) terjebak di Jalur Gaza, Palestina, di tengah meningkatnya agresi Israel. Mereka merupakan bagian dari tim medis yang berada di Gaza untuk memberikan bantuan dan dukungan kesehatan di tengah konflik yang terus berlanjut.
Menurut Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, koordinasi telah dilakukan antara pihak Kementerian Luar Negeri dengan MER-C terkait penempatan dan perlindungan para relawan yang berada di Gaza. Meskipun kondisi di Gaza semakin memanas, para relawan telah dipersiapkan dengan rencana kontinjensi jika terjadi situasi darurat.
Sejauh ini, tiga batch relawan telah dikirimkan ke Gaza secara bergantian oleh MER-C. Namun, akibat serangan Israel yang semakin intensif terutama di wilayah Rafah dan penutupan perbatasan, rotasi batch ketiga terhambat untuk masuk ke Gaza.
Dari keseluruhan relawan WNI yang berada di Gaza, empat di antaranya telah dievakuasi pada tanggal 21, 23, dan 24 Mei dan telah kembali ke Indonesia. Namun, delapan WNI relawan lainnya masih berada di Gaza sesuai kebijakan MER-C, menunggu proses rotasi berikutnya.
Sebelumnya, sebanyak 11 relawan MER-C telah berhasil masuk ke Gaza dan berada di Rafah. Mereka terdiri dari tim medis, seperti dokter dan perawat bedah, serta dua relawan lainnya yang tetap di sana sejak konflik dimulai. Mereka bekerja sama dengan lembaga kesehatan lain di bawah koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Emergency Medical Team (EMT) untuk memberikan bantuan medis di Gaza dalam rentang waktu minimal dua minggu hingga maksimal satu bulan sebelum digantikan oleh relawan batch berikutnya.
Sarbini Abdul Murad, Kepala Presidium MER-C Indonesia, telah menyampaikan bahwa kondisi delapan WNI relawan di Rafah masih dalam keadaan sehat. Mereka tetap fokus dalam membantu Rumah Sakit An Naser di tengah situasi yang semakin memburuk akibat serangan Israel. Meskipun beberapa relawan telah berhasil dievakuasi, masih ada delapan relawan lainnya yang tetap berada di sana untuk memberikan bantuan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina.
Keberadaan relawan WNI di Gaza menjadi semakin penting mengingat eskalasi serangan Israel yang semakin brutal terutama di kamp pengungsi Rafah. Serangan udara yang semula ditargetkan kepada kompleks kantor pejabat Hamas malah menyasar kamp pengungsian, mengakibatkan kebakaran dan menewaskan puluhan warga sipil. Kondisi ini telah menuai kecaman dari berbagai pihak di dunia internasional yang menekankan pentingnya menghentikan kekerasan di Tanah Palestina.