Dalam 24 Jam Terakhir, Hizbullah Serang 10 Pangkalan Militer Israel
Tanggal: 13 Agu 2024 09:01 wib.
Pejuang Hizbullah di Lebanon telah melancarkan serangkaian operasi tempur yang intensif terhadap posisi dan pangkalan militer tentara Israel dalam rentang waktu 24 jam terakhir. Aksi tersebut mencakup serangan rudal besar-besaran terhadap posisi di permukiman di Galilea Atas.
Klaim pernyataan dari pihak Hizbullah menyebutkan bahwa beberapa sistem kendali visual di perbatasan Lebanon-Israel hancur, sementara serangan rudal juga dilancarkan ke empat benteng tentara Israel. Di wilayah Sa'ar, serangan rudal terarah menghantam konsentrasi personel militer Israel.
Pada Jumat malam, Hizbullah bahkan menggunakan pesawat nirawak untuk menyerang pangkalan logistik militer di wilayah utara yang terletak di barat daya kota Safed. Sebagai tindak balas terhadap serangkaian operasi Hizbullah, Tentara Israel dilaporkan menjatuhkan serangan terhadap 16 permukiman sekaligus.
Pesawat Angkatan Udara Israel pun ikut serta dalam operasi ini, dengan melepaskan suara ledakan di langit Beirut yang menakutkan. Konflik di perbatasan Israel-Lebanon telah memanas sejak dimulainya aksi militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Baik Tentara Israel maupun pejuang Hizbullah terus saling menembaki posisi satu sama lain di wilayah-wilayah di sepanjang perbatasan kedua negara.
Dalam konteks dampak terhadap masyarakat, Sputnik melaporkan bahwa sekitar 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan akibat penembakan yang dilakukan oleh pihak Israel. Sementara itu, pihak Israel melaporkan bahwa sekitar 80.000 penduduk di utara negara itu turut terdampak oleh situasi konflik yang sama.
Beberapa minggu belakangan, militer Israel memberitakan pemusnahan beberapa komandan penting dan pejuang Hizbullah melalui serangan udara di Lebanon selatan. Respons dari Hizbullah tidak tanggung-tanggung, dengan melancarkan serangkaian penembakan besar-besaran di utara Israel sebagai respon atas pemusnahan tersebut. Puluhan roket dan pesawat nirawak seringkali diluncurkan dari Lebanon, yang menyebabkan terjadinya kebakaran di wilayah utara Israel, dengan ratusan hektar lahan yang telah hangus akibatnya.
Melanjutkan ke depan, pada pertengahan Juni, komando militer Israel telah mengumumkan persetujuan rencana tempur untuk melakukan serangan di Lebanon. Menteri Luar Negeri Israel, Katz, bahkan mengancam akan menghancurkan Hizbullah dan menyebabkan kerusakan besar di Lebanon jika terjadi perang skala penuh. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, juga memberikan pernyataan bahwa gerakan tersebut siap untuk menyerang bagian utara Israel apabila situasi konfrontasi semakin meningkat.
Analisis terhadap situasi konflik terbaru antara Israel dan Hizbullah menunjukkan bahwa eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah semakin mengkhawatirkan. Kedua belah pihak terus saling melakukan serangan dan penguncian posisi, yang berdampak langsung pada masyarakat di kedua negara tersebut.
Ancaman untuk memulai perang skala penuh juga semakin nyata, yang tentunya akan mengakibatkan kerugian besar terutama bagi warga sipil. Diperlukan upaya-upaya diplomasi yang sungguh-sungguh guna mencapai kesepakatan damai yang dapat mengakhiri siklus konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut. Aksi militer semata tidak akan membawa solusi jangka panjang, sehingga keterlibatan lembaga-lembaga internasional dalam mediasi konflik menjadi sangat penting.