Dahsyat! Mantan Bos Raksasa Semikonduktor China Dijatuhi Hukuman Mati, Apa Sebabnya?
Tanggal: 18 Mei 2025 07:38 wib.
Kisah jatuh bangun seorang tokoh besar di industri teknologi China kembali menjadi sorotan dunia. Zhao Weiguo, mantan Komisaris Utama Tsinghua Unigroup, perusahaan raksasa semikonduktor yang menjadi kebanggaan nasional China, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan China. Putusan ini diumumkan pada Rabu, 14 Mei 2025 waktu setempat, menyusul vonis bersalah atas kasus korupsi dan pencucian uang yang merugikan perusahaan.
Pengadilan di Provinsi Jilin, China, memberikan vonis hukuman mati terhadap Zhao dengan catatan bahwa hukuman tersebut akan dijalani setelah masa kurungan penjara selama dua tahun. Artinya, Zhao diwajibkan menjalani hukuman penjara terlebih dahulu sebelum keputusan eksekusi mati diberlakukan. Selain hukuman berat tersebut, Zhao juga dikenakan denda mencapai 12 juta yuan akibat aktivitas ilegal yang dilakukan untuk mengumpulkan keuntungan bagi keluarga dan kerabatnya. Tindakan ini secara langsung merugikan perusahaan dan membebani kondisi keuangannya.
Media pemerintah China, CCTV, yang melaporkan kasus ini mengungkapkan bahwa Zhao telah menghadapi tuduhan korupsi sejak 2023. Namun, Reuters mencoba menghubungi Zhao untuk meminta tanggapan atau klarifikasi terkait kasus ini, tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Tsinghua Unigroup sendiri merupakan cabang dari Universitas Tsinghua, salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di China. Didirikan pada tahun 1988, perusahaan ini mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengembangkan industri chip domestik yang pada saat itu masih sangat tertinggal dibandingkan negara-negara maju.
Pada masa kepemimpinan Zhao, perusahaan mengalami perubahan drastis yang justru membawa dampak negatif. Zhao mengambil keputusan untuk mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk berbagai akuisisi dan ekspansi bisnis yang tidak berkaitan langsung dengan inti usaha semikonduktor. Investasi yang dilakukan mencakup sektor properti dan bahkan perjudian daring yang jelas-jelas sangat jauh dari bidang teknologi chip. Keputusan ini akhirnya menjadi bumerang, karena tidak memberikan hasil positif dan justru memperburuk kondisi keuangan perusahaan.
Situasi keuangan Tsinghua Unigroup memburuk secara drastis hingga pada akhir tahun 2020 perusahaan gagal memenuhi kewajibannya untuk membayar obligasi yang jatuh tempo. Kondisi ini membawa perusahaan ke ambang kebangkrutan, memicu kekhawatiran besar bagi industri semikonduktor China yang tengah berusaha mengejar ketertinggalan teknologi dari negara lain.
Di tengah tekanan berat tersebut, pada tahun 2022 Tsinghua Unigroup akhirnya melakukan restrukturisasi besar-besaran. Proses ini melibatkan perubahan kepemilikan di mana perusahaan beralih di bawah kontrol Wise Road Capital, Jianguang Asset Management, dan sejumlah dana yang berafiliasi dengan pemerintah. Langkah ini diharapkan dapat menyelamatkan perusahaan sekaligus memperkuat posisi industri chip nasional yang sangat vital bagi masa depan teknologi China.
Kasus Zhao Weiguo menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan perusahaan negara yang tidak transparan dan korupsi dapat menghancurkan institusi besar yang seharusnya menjadi tulang punggung inovasi dan kemajuan teknologi nasional. Korupsi yang dilakukan Zhao tidak hanya merugikan keuangan perusahaan, tapi juga merusak kepercayaan publik dan investor terhadap Tsinghua Unigroup serta industri semikonduktor China secara keseluruhan.
Vonis hukuman mati yang dijatuhkan kepada Zhao merupakan sinyal kuat dari pemerintah China dalam memberantas korupsi di kalangan pejabat tinggi perusahaan milik negara. Ini menunjukkan komitmen keras Beijing untuk menindak tegas praktik ilegal yang dapat merusak stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara.
Sementara itu, industri semikonduktor dunia sedang mengalami persaingan sengit di tengah geopolitik global dan perang dagang teknologi antara negara-negara besar. China, sebagai salah satu pemain utama, sangat bergantung pada kemajuan perusahaan seperti Tsinghua Unigroup untuk mencapai kemandirian teknologi. Oleh karena itu, kasus korupsi dan kegagalan pengelolaan yang terjadi menjadi pukulan berat bagi ambisi tersebut.
Meski demikian, langkah restrukturisasi dan pengambilalihan oleh investor yang berafiliasi pemerintah diharapkan dapat membawa perubahan positif. Dengan pengelolaan yang lebih profesional dan transparan, Tsinghua Unigroup memiliki peluang untuk bangkit kembali dan berkontribusi dalam memperkuat rantai pasok teknologi chip domestik.
Kasus ini juga menjadi pengingat penting bagi perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia bahwa pengawasan yang ketat, tata kelola perusahaan yang baik, dan akuntabilitas merupakan hal mutlak dalam menjalankan perusahaan besar, terutama yang memiliki peranan strategis bagi negara.
Kesimpulannya, hukuman mati terhadap mantan Komisaris Utama Tsinghua Unigroup, Zhao Weiguo, menandai babak kelam dalam sejarah perusahaan semikonduktor raksasa China. Ini bukan hanya persoalan hukum individu, tapi juga gambaran nyata risiko korupsi yang bisa menghancurkan institusi besar dan berpotensi menghambat kemajuan teknologi nasional. Perjalanan Tsinghua Unigroup ke depan akan menjadi barometer penting bagi industri teknologi China dan dunia dalam menghadapi tantangan besar di era inovasi tinggi ini.